Banjir Bandang Garut 2016

Kisah Rafi yang Nyaris Pingsan Lihat Orang Hanyut

Banjir bandang pada Selasa (20/9) malam menjadi kisah yang tak terlupakan bagi Rafi Ramadhan (17) warga Kampung Lapangan Paris RT 01/RW 01, Tarogong

Alija Berlian Fani
Rafi Ramadhan (17) di depan rumahnya di Kampung Lapangan Paris RT 01/RW 01, Taronging Kidul, Garut, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2016). 

WARTA KOTA, GARUT -- Banjir bandang pada Selasa (20/9) malam menjadi kisah yang tak terlupakan bagi Rafi Ramadhan (17) warga Kampung Lapangan Paris RT 01/RW 01, Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat.

Bagaimana tidak, pria yang masih menjadi murid dari SMA 11 Garut kala itu baru saja selesai mengerjakan tugas sekolah bersama teman-teman dan sampai rumah sekitar pukul 21.30 WIB.

Setengah jam kemudian sembari menunggu kantuk, dirinya membaringkan diri sambil menonton tayangan tv di ruang tengah. Namun, mendadak air menerobos masuk lewat pintu belakang.

Rafi Ramadhan (17) di depan rumahnya di Kampung Lapangan Paris RT 01/RW 01, Taronging Kidul, Garut, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2016). (Foto: Alija Berlian Fani)

Seketika kepanikanpun muncul, bersama ibunya Sofia Heryani (43) yang bekerja sebagai guru SD langsung bergegas menuju atap rumah membawa laptop dan televisi.

"Saya hampir pingsan sama mama dari atas ngeliat orang teriak minta tolong, banyak yang hanyut kebawa arus, rumah pada rubuh terus hanyut juga," ujarnya pada wartakotalive.com, Sabtu (24/9).

Menurut pria yang baru saja dua bulan tinggal di sana, dia dan ibunya tidak pingsan lantaran masih kepikiran untuk menghubungi sanak saudara mengenai kondisinya.

"Kita nelponin saudara, minta doa sama mohon maaf kalo seandainya ngga berhasil selamat dari banjir," ungkapnya sambil menundukan kepala sesaat.

Empat jam kemudian tim SAR baru lah datang, akan tetapi dirinya mesti berenang terlebih dahulu menuju perahu yang disediakan.

"Ada 30 orang waktu itu yang ada di atap, pada berenang menuju perahu. Tiap perahu cuman bisa enam orang," ungapkap Rafi yang kedua orangtuanya telah bercerai.

Setibanya di perahu, Rafi bersama penumpang lainnya harus mendayung sendiri perahu karet menuju daratan.

"Dayung sendiri perahunya, dipimpin pak RW di depan yang ngarahin ke arah mana jalannya," ungkap dia di depan rumah berwarna hijaunya. (Alija Berlian Fani)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved