Belajar Rendah Hati dari Ip Man
Ip Man dalam seri terakhir film tentang kehidupan seorang guru kungfu asal Foshan, Tiongkok, ini dihadirkan sangat manusiawi
WARTA KOTA, PALMERAH - Film Ip Man 3 tak hanya memperagakan keindahan gerakan kungfu Wing Chun, tetapi juga menggugah hati dan pikiran dengan filosofi hidup seorang maestro seni bela diri.
Ip Man dalam seri terakhir film tentang kehidupan seorang guru kungfu asal Foshan, Tiongkok, ini dihadirkan sangat manusiawi, mendahulukan kehidupan keluarga ketimbang terlibat dalam pertarungan.
Bahkan, penulis cerita Lai-yin Leung, Chan Tai-Li, dan Edmond Wong berhasil memaknai kata ”pertarungan” tak berhenti pada pertarungan fisik.
Ip Man (Donnie Yen) hadir sebagai sosok ayah dan suami, yang penuh tanggung jawab terhadap keluarga.
Film ini menemukan sisi-sisi keharuannya ketika Ip Man berhari-hari menemani istrinya, Cheung Wing-Sing (Lynn Hung), yang menderita kanker rahim.
Ia memilih menemani istri ketimbang menghadiri undangan bertarung melawan Cheung Tin-chi (Jin Zhang) meskipun pertarungan itu akan dilakukan di hadapan para dewan guru perguruan kungfu.
Ip Man juga melewatkan begitu saja berita tentang tantangan Cheung Tin-chi di koran saat dia sedang mengantre bertemu dokter bersama istrinya.
Cheung Wing-Sing tahu bahwa suaminya sengaja melewatkan berita itu.
Cheung Tin-chi, yang diperankan dengan baik oleh Jin Zhang, ingin membuktikan bahwa Wing Chun versi asli yang dikuasainya jauh lebih unggul dibanding Wing Chun modifikasi dari Ip Man.
Selain itu, Tin-chi juga berambisi membuktikan kepada publik bahwa dialah guru sejati Wing Chun.
Kehadiran tokoh Tin-chi menjadi menarik. Ia digambarkan sebagai perantau asal Foshan, Tiongkok, yang bekerja di Hongkong sebagai penarik becak.
Anaknya bersekolah di sekolah yang sama dengan anaknya Ip Man.
Sosok ini tak hanya butuh pengakuan sebagai ahli kungfu, ia juga ingin hidup layak di Hongkong. Dan karena itu ia menerima sejumlah uang untuk membunuh seorang guru kungfu, sahabat Ip Man, dari salah seorang muridnya yang terlibat kelompok gangster.
Saat paling mengharukan tentu saja ketika Wing-Sing seperti mendapat firasat bahwa hidupnya takkan lama.
Ia meminta agar Ip Man bersedia berfoto bersama dengan dirinya dan anaknya.
Selain itu, Wing-Sing ingin suaminya sesekali memenuhi keinginan diri sendiri tanpa harus mempertimbangkan orang lain, termasuk ia sebagai istri.
Wing-Sing tahu bahwa suaminya ingin memenuhi tantangan bertarung. Oleh sebab itulah, pada suatu malam berhujan, Ip Man menemui Tin-chi di sekolah kungfunya.
Ketika keduanya terlibat pertarungan, Wing-Sing hanya duduk dengan ekspresi penuh keharuan di emperan rumah sambil memandang hujan.
Mungkin inilah adegan terbaik dalam film ini.
Kehadiran petinju
Tentu saja adegan yang paling dinanti adalah pertarungan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson melawan Ip Man. Frank (Mike Tyson) adalah kepala gangster properti di Hongkong.
Film ini mengambil kisah kehidupan Ip Man pada akhir tahun 1950-an ketika Hongkong dikuasai Inggris.
Frank ingin menguasai lahan sekolah di mana anak Ip Man dan Tin-chi bersekolah.
Anak buah Frank bahkan sempat menganiaya kepala sekolah, menutup dan membakar ruang kelas sekolah.
Di situlah Ip Man hadir sebagai sosok penolong, yang bersama anak buahnya menjaga sekolah siang dan malam.
Ia sampai-sampai melupakan istrinya yang kemudian ketahuan menderita kanker rahim.
Dengan sikap ksatria Ip Man mendatangi Frank dan menantangnya bertarung.
Sebaliknya, Frank dengan sikap sombong memberi Ip Man waktu 3 menit untuk bertahan.
Jika lolos, ia akan membatalkan usahanya untuk menggusur sekolah. Terjadilah pertarungan antara jago kungfu dan tinju ala Barat.
Rupanya sutradara Wilson Yip menjadikan tinju sebagai simbol Barat.
Pada Ip Man 2, Ip Man juga harus berhadapan dengan Twister (Darren Shalahvi), juara dunia tinju asal Inggris.
Tinju adalah simbol kekuasaan Barat sekaligus juga dipergunakan sebagai pembuktian merambahnya kungfu Wing Chun di kalangan kaum pencinta bela diri dunia.
Pada kenyataannya, Ip Man memiliki murid-murid kondang seperti Bruce Lee, yang kemudian memperkenalkan Wing Chun ke seluruh dunia.
Dalam film ini Bruce Lee (Kwok Kwan Chan) dihadirkan sekilas sebagai murid Ip Man.
Tetapi, keduanya hanya bertemu sebentar, belum terdapat adegan di mana Ip Man menurunkan Wing Chun kepada Bruce Lee.
Ip Man 3 lebih menyeimbangkan antara filosofi hidup dan laku laga secara fisik.
Ip Man tak hanya harus menghadapi serangan-serangan fisik kepada dirinya, tetapi juga menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupan rumah tangganya, di mana dia akhirnya harus kehilangan Wing-Shin, istri tercintanya.
Ip Man kali ini jauh lebih rendah hati, tetapi menahan ego kejagoannya dibanding pada dua seri sebelumnya.
Sementara Wing-Shin adalah sosok perempuan istimewa, yang harus turut menderita hidup pada masa-masa awal pelarian mereka dari Foshan ke Hongkong.
Itulah yang membuat Ip Man 3 terasa jauh lebih utuh dalam pelukisan karakter dan kisahan dibanding seri-seri kehidupan Ip Man sebelumnya. (CAN)
Film IP MAN 3
Sutradara: Wilson Yip
Pemeran: Donnie Yen, Jin Zhang, Lynn Hung, Mike Tyson, Patrick Tam, Kent Cheng, Kwok Kwan Chan
Produksi: Pegasus Motion Pictures
