Malapraktik
Kisah Wanita S2 Perancis Jadi Korban Malapraktik Klinik Kecantikan
Alfian tak menyangka bahwa Siska meninggal dunia karena awalnya hanya masalah di tulang belakang. Keluarga pun melaporkan kasus ini.
Namun, Siska menolak karena ia harus berangkat ke Perancis pada 18 Agustus 2015.
Akhirnya, Randall menawarkan paket terapi 40 kali menjadi dilakukan dua kali sehari.
Dengan anggapan Randall adalah dokter yang ahli, Siska pun percaya dan menyetujui untuk menjalani terapi.
Keesokan harinya, pada 6 Agustus 2015, Siska kembali ke klinik pada pukul 13.00 untuk menjalani terapi chiropractic dan telah membayar biaya Rp 17 juta.
Sore harinya, Siska kembali menjalani terapi dengan ditemani ibunya.
Alfian mengatakan, terapi itu dikerjakan langsung oleh Randall. Sang ibu pun sempat terkejut melihat bagaimana terapi dilakukan dengan sangat singkat.
“Mamanya waktu lihat pengerjaannya sudah terkejut. Dia (Siska) ditengkurepin, terus datang si Randall ngangkat dia punya kepala dan putar ke kiri, ke kanan, kretek, kretek. Lalu diambil dipinggulnya, putar ke kiri, ke kanan. Prosesnya paling lima menit saja,” terang Alfian.
Alfian pun saat itu menjemput istri dan anaknya di klinik. Sekitar pukul 20.00, mereka tiba di rumah.
Alfian melihat sedikit perubahan pada Siska saat itu.
“Dia diam enggak seperti biasanya, seperti ada sesuatu. Selagi dia bisa tahan, dia tahan (sakit). Dia enggak mau ngerepotin orang,” lanjut Alfian.
Sekitar pukul 23.00, Siska meringis kesakitan pada bagian lehernya.
Baru kali ini Alfian melihat putri bungsunya terlihat kesakitan luar biasa.
Siska pun langsung dilarikan ke unit gawat darurat di RSPI pada tengah malam itu.
Alfian mengungkapkan, berdasarkan catatan medis tim dokter di RSPI, Siska juga mengalami kesemutan pada bagian leher hingga lengan dan bagian belakang lehernya membengkak.
Diduga ada pembuluh darah yang pecah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/20160107-allya-siska-nadya-korban-malapraktik_20160107_020603.jpg)