JPO Jatinegara Jadi Lokasi PKL Berdagang
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Jatinegara tidak luput dari para PKL (pedagang kaki lima).
Penulis: Junianto Hamonangan |
WARTA KOTA, JATINEGARA -- Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Jatinegara tidak luput dari para PKL (pedagang kaki lima).
Mereka menempati jembatan yang diperuntuk bagi para pejalan kaki.
Tampak beberapa pedagang menempati sudut yang dianggap strategis di Jembatan tersebut. Ada yang menggelar dagangan di atas terpal tapi ada juga yang menjajakan dagangannya di dalam plastik apabila ada razia.
Salah seorang pedagang, Sri (37) mengaku berjualan hanya sebentar berjualan di atas JPO. Ia mengaku baru berjualan pada siang hari.
"Saya mah di sini cuma sebentar jualannya, 2-3 jam juga udah selesai dan pergi dari sini," ungkapnya, Senin (4/5).
Sri yang mengaku berjualan kue pada pagi hari, tidak ada masalah dengan sistem berjualannya tersebut. Ia percaya rejeki sudah ada yang mengatur.
Saat disinggung mengenai kemungkinan bakal dirazia mengingat berjualan di tempat terlarang, ia hanya bisa pasrah. Oleh sebab itu, pedagang pakaian tersebut tidak menjajakan barang jualannya dengan tempat permanen.
"Makanya saya jualannya cuma sebentar, kan rezeki udah ada yang ngatur. Ini juga jualannya enggak pakai tempat yang gimana-gimana," tambahnya.
Sementara itu salah seorang warga yang melintas di jembatan, Rizki (28) menilai keberadaan PKL cukup mengganggu. Pasalnya mereka menempati jalan yang seharus dilintasi para pejalan kaki.
"Kalau lagi ramai kan, jadinya para pejalan kaki saling berhimpitan. Tapi kalau lagi kayak begini (sepi) ya enggak menganggu juga," ucapnya.
Ia berharap jika memang para PKL ditertibkan, maka sebaiknya mereka juga diberikan solusi berupa tempat berjualan. Jangan asal ditertibkan tanpa ada solusi.
Kasie Operasi Satpol PP Jakarta Timur, Agus Sidiki menjelaskan biasanya di tempat tersebut ada petugas yang berjaga-jaga. Ia menduga para PKL berjualan pada saat keberadaan para petugas tidak ada di tempat.
"Biasanya ada yang jaga kelurahan, enam orang. Kalau JPO itu kan udah diploting dan punya tugas masing-masing dan mereka mobile di titik-titik itu aja dan mungkin pas mereka lagi keluar terus dmanfaatkan," katanya.
Agus berjanji pihaknya akan melakukan penertiban terhadap para PKL. Hal ini penting agar fungsi JPO bisa diberdayakan seperti peruntukan semula.
"Nanti rencananya kita akan menindak para pelanggar," tutupnya.
