Bahan Kimia Berbahaya
21 Tahun Beroperasi, Pabrik Bumbu Tabur di Bekasi Digrebek
Caswati (41), warga Kampung Rawa Bugel RT 02/03 Kelurahan Margamulya, Bekasi Utara, bergeming saat rumahnya digeruduk polisi pada Selasa pagi.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTA KOTA, BEKASI - Caswati (41), warga Kampung Rawa Bugel RT 02 RW 03 Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi bergeming saat rumahnya digeruduk polisi pada Selasa (14/4/2015) pagi.
Saat itu, Caswati tengah sibuk memindahkan bumbu tabur goreng hasil produksinya ke dalam kantong plastik ukuran 1 kilogram.
Saat ditangkap polisi, wanita beranak dua ini tidak sendirian. Dia ditemani oleh Hasan (32) dan Wawan (29), karyawannya yang turut mengemas bumbu tabur goreng ke dalam kantong plastik.
Ketiganya ditangkap polisi atas dugaan kasus memperdagangkan pangan yang tidak sesuai dengan standar keamanan.
Selama 21 tahun memproduksi bumbu tabur, Caswati tidak pernah memberikan informasi lengkap dan benar dari barang dagangannya. Tidak hanya itu, Caswati juga tidak bisa menunjukkan izin usahanya kepada polisi.
Dari hasil penyidikan, diketahui bahan yang digunakan pelaku adalah barang yang telah kadaluarsa. Dengan harga murah, Caswati membeli bahan pokok berupa tepung keju, tepung cabai, mie kering dari perusahaan pangan yang ada di Kota Bekasi.
"Mengenai perusahaan bahan pokok yang mereka beli, masih kami dalami," ujar Komisaris Besar Rudi Setiawan, Kapolresta Bekasi Kota di lokasi penggerbekan pada Selasa (14/4/2015) siang.
Rudi mengatakan, kasus ini terungkap dari informasi masyarakat yang curiga dengan aktivitas ketiganya.
Para pelaku dikenal sebagai orang yang tertutup dan tidak pernah memperkenankan warga untuk masuk ke dalam rumah.
Bahkan beberapa konsumen yang mengkonsumsi barang hasil produksinya, banyak yang menderita penyakit batuk. Berbekal informasi itu, kata Rudi, polisi langsung melakukan penyelidikan.
Saat dilakukan pemeriksaan, benar saja polisi mendapati bahan baku produksi miliknya berasal dari bahan yang telah kadaluarsa.
"Pelaku tidak pernah merinci soal komposisi bumbu tabur goreng hasil produksinya. Padahal informasi itu sangat penting di mata konsumen," kata Rudi.
Kepada polisi, Caswati mengaku barang hasil produksinya ia jual ke beberapa konsumen yang ada di daerah Bekasi.
Para pelanggannya yang mayoritas penjual jajanan di sekolah-sekolah ini, biasa membeli bumbu tabur goreng langsung ke rumahnya. Dalam sehari, dia bisa memproduksi sebanyak 100 kilogram bumbu tabur goreng.
Selain memproduksi bumbu tabur goreng yang telah kadaluarsa, Caswati bersama dua karyawannya juga menjual mie kering yang telah kadaluarsa. Kedua pangan itu, mereka jual dengan harga yang murah.