Operasi Tangkap Tangan KPK
KPK Sita Tiga Koper Uang Suap
Ketua DPRD Bangkalan KH Fuad Amin Imron shock ketika ditangkap sejumlah orang di rumahnya kawasan Saksak, Bangkalan, Madura.

WARTA KOTA, BANGKALAN - Ketua DPRD Bangkalan KH Fuad Amin Imron shock ketika ditangkap sejumlah orang di rumahnya kawasan Saksak, Kelurahan Kraton, Kecamatan Kota, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada Selasa (2/12) dini hari.
Saat itu, Fuad Amin tengah tidur. Ketika tahu orang yang datang adalah penyidik KPK, Fuad yang juga mantan Bupati Bangkalan ini pun pasrah. Malam itu, politisi Partai Gerindra ini sempat bertanya kepada tamunya. Namun setelah mengetahui tujuannya, Fuad pun memilih mengikuti petugas KPK.
Fuad merupakan ayah kandung Bupati Bangkalan saat ini, Makmun Ibnu Fuad. Fuad sendiri sempat menjabat Bupati Bangkalan dua periode. Sebelumnya, politisi senior itu juga pernah menjadi anggota DPR RI.
Sebelum menangkap Fuad Amin (FA), penyidik KPK sudah membekuk tiga orang lainnya. Keempat orang itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Fuad menjadi tersangka penerima uang suap.
Direktur PT Media Karya Sentosa, Antonio Bambang Djatmiko (ABD), menjadi tersangka pemberi uang. Dua lainnya adalah Rauf (RF) sebagai perantara dari Fuad dan Koptu Darmono (DRM) sebagai perantara dari Antonio Bambang. Darmono disebut-sebut oknum prajurit TNI AL.
Dari operasi tangkap tangan (OTT) itu, KPK menyita uang senilai Rp 700 juta dalam pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000. Uang tersebut dimasukkan tas bertuliskan I Love You dan Happy Love bermotif merah jambu.
Penyidik KPK juga menyita uang senilai lebih dari Rp 1 Miliar dari rumah Fuad. Uang tersebut ditemukan di berbagai tempat di rumah Fuad dan dibawa menggunakan tiga koper besar. Uang tersebut masih dalam proses penghitungan melalui mesin penghitung oleh penyidik KPK.
Siang kemarin, rumah tempat penangkapan Fuad yang masih ditutupi pagar seng setinggi sekitar 4 meter terlihat sepi. Demikian pula, saat terjadi penangkapan Senin (1/12) hingga Selasa (2/12) dini hari, tidak ada warga sekitar yang mengetahuinya. Lokasi di sekitar rumah Fuad juga terlihat sepi dan jalan hanya selebar sekitar 5 meter itu tampak lengang.
Saat penangkapan Fuad, penyidik KPK melibatkan petugas Polres Bangkalan dari Satuan Reskrim, Sabhara, dan Lantas untuk pengamanan. Fudah kemarin sudah diterbangkan dari Surabaya ke Jakarta. Dia sudah menjalani pemeriksaan di KPK. Sampai berita ini diturunkan semalam, Fuad masih menjalani pemeriksaan intensif.
Menurut Wakil Kepala Polres Bangkalan Kompol Yanuar Herlambang, proses penangkapan Fuad melibatkan ratusan anggota Polres Bangkalan, satu unit Satuan Intel, dan satu unit Satuan Reskrim. "Pada saat penyidik KPK melakukan penangkapan Fuad, satu peleton Sabhara Polres Bangkalan juga ikut mengamankan di sekitar TKP dan langsung dipimpin Wakapolres Bangkalan," kata Yanuar Herlambang. .
Potong sapi
Penangkapan mantan Fuad oleh KPK ternyata mengundang kegembiraan sebagian warga Bangkalan. Sejumlah warga bahkan menggelar syukuran dengan menyembelih seekor sapi.
"Saya punya nazar sejak dijegal sebagai calon bupati (cabup) tahun 2012. Kalau Fuad Amin mati atau ditangkap KPK, saya dan sohib akan potong sapi. Alhamdulillah bisa terlaksana hari ini," ujar KH Imam Buchori Cholil di kediamannya di Jalan Halim Perdana Kusuma, Bangkalan, Selasa (2/12).
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil yang biasa disapa Ra Imam ini mengatakan, sapi yang disembelih tersebut, selain dimakan juga dibagikan kepada tetangga serta masyarakat tak mampu. "Penyembelihan ini sebagai simbol kezaliman di Bangkalan," tuturnya.
Ra Imam yang juga calon bupati Bangkalan di Pilbup tahun 2012 ini menegaskan, ditangkapnya Fuad tidak akan menyebabkan adanya kericuhan.