Mantan Kontraktor itu Banting Setir menjadi Juragan Cilok

Sebelum usaha cilok, saya kontraktor rumah, saya punya usaha bengkel las juga.

Penulis: Ign Agung Nugroho |
zoom-inlihat foto Mantan Kontraktor itu Banting Setir menjadi Juragan Cilok
kaskus.co.id
Ilustrasi makanan cilok

Jualan cilok nya mendapat respon yang baik di pasar, Asep pun mengaku tak lupa memanjatkan syukur kepada Allah SWT.

"Waktu itu saya doa, ya Allah mudah-mudahan dengan usaha ini, bisa pulih lagi ekonomi keluarga saya, karena waktu itu saya benar-benar jatuh," katanya.

Saat akan menambah produksi cilok olahannya, Asep pun sempat terbentur modal.
Saat itu ada kenalannya yang memiliki usaha warungan. Akhirnya iapun dipercaya mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat cilok.

"Waktu itu saya ambil dulu. Seminggu baru saya bayar. Saya berprinsip dipercaya sama orang kita juga harus jujur. Tadinya saya cuma beli sekarung (tapioka), sekarang saya bisa menghabiskan
1,2 ton per hari. Kalau sebulan 4,5 ton," katanya.

Berangkat Umroh

Jualan cilok Asep pun terus berkembang, saat dari dua gerobak berkembang menjadi 15 gerobak, dan akhirnya sampai memiliki tabungan 50 juta.

"Tabungan 50 juta itu saya bertekad sama istri saya untuk berangkat umroh. Waktu pas jadi kontraktor saya mau berangkat umroh nggak jadi-jadi mulu, padahal uangnya ada. Ada uang selalu saya pakai dulu buat modal proyek karena belum selesai, malah akhirnya hancur semua proyek saya," katanya.

Saat berangkat umroh itulah, Asep kembali memanjatkan doa. "Saya berdoa pengen rumah, karena rumah udah dijual dan masih ngontrak. Dalam doa saya pengen rumah nggak usah gede yang penting halaman luas. Subhanallah ini terbukti sekarang. Apa yang dulu saya punya tergantikan semua. Bahkan, lebih dari yang saya miliki dulu," ungkap Asep.

Penghasilan Sehari Rp 15 - 20 Juta

Asep mengatakan, selama ini pandangan umum usaha jualan cilok keliling masih dianggap sebelah mata. Namun, sebaliknya buat dia, justru usaha yang dianggap sebelah mata bisa mendatangkan rupiah yang tidak sedikit buatnya.

Saat ini Asep memiliki 200 gerobak cilok, dan yang beroperasi saat ini di jalanan ada 170 gerobak dan tersebar di beberapa wilayah, seperti, Pamulang, Ciputat, Bintaro, BSD, Pondok Labu, Blok M, dan Cilangkap.

Saat ini cilok Asep sudah merambah ke luar kota. "Sekarang baru buka di Yogyakarta ada empat orang yang disana. Insya Allah dari sana kalau lancar bisa dikembangkan ke Solo, Magelang, Semarang," kata Asep yang punya impian memiliki semacam gerai di mall dengan sebutan Rumah Cilok.

Cilok olahan Asep dijual Rp 500 per butirnya. Dalam sehari, dari 170 gerobak yang jualan bisa laku terjual 150 ribu - 200 ribu butir cilok. Setiap butir cilok ia mendapatkan keuntungan bersih Rp 100. Dalam sehari Asep bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp 15 juta - Rp 20 juta dari jualan ciloknya itu.

Meski saat ini usaha yang dirintis Asep terbilang sukses, kendala pun sempat menghampirinya. Salah satunya, persaingan bisnis dengan mereka yang memiliki usaha sejenis.

"Tapi saya pasrah sama yang di Atas saja. Sekarang mah hayo bersaing secara sehat saja," kata Asep.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved