Kuliner Nusantara

Lembutnya Daging Durian

Untuk para pencinta durian di Jabodetabek, mari berjalan-jalan untuk menikmati si raja buah.

Repro Kompas
Pedagang memeriksa durian petruk dan durian rancamaya. 

WARTA KOTA, BOGOR - BANYAK yang menggilai. Namun, tidak sedikit yang amat membenci. Bahkan, di beberapa kota besar, seperti Medan, Palembang, juga Jakarta, di mana durian banyak ditemukan, hotel-hotel membuat larangan membawanya masuk. Ada yang sangat terusik dengan bau buah itu, tetapi ada juga yang terpikat olehnya.

Melihat rekam jejak itu, mungkin di dunia kuliner, durian mendapat posisi yang sama seperti petai dan jengkol. Nikmat sekaligus mengundang umpat. Bahkan, ditengarai, ketiga jenis makanan itu turut mendulang angka kolesterol. Namun, ketika tiba di pengujung pekan, pada paruh akhir tahun ini, mari tinggalkan sejenak kontroversi tentang durian, mencoba menikmatinya dengan ugahari.

Untuk para pencinta durian di Jabodetabek, mari berjalan-jalan untuk menikmati si raja buah. Di tepi Jalan Sukasari 1 sudah berdiri sejak 20 tahun lalu kedai Raja Es Durian Montong Bogor (Mas Yanto). Kedai yang buka pukul 09.00-18.00 ini amat populer di kalangan pencinta durian di Jabodetabek. Akhir pekan dan hari libur adalah waktu tersibuk bagi pelayan kedai memenuhi pesanan pengunjung yang mengantre.

Durian montong adalah bahan utama pembuatan es krim ala Mas Yanto. Jenis montong dipilih karena berdaging tebal, tetapi legit dan manis, beraroma tidak tajam. Jenis montong agak sulit dicari karena bukan asli Indonesia. Jika tidak menemukan montong di Bogor, Mas Yanto mencari ke Sukabumi.

Durian yang matang diblender dan disebut creamy atau jus. Durian yang mendekati matang untuk campuran es krim dari bahan santan, tepung tapioka, gula, dan garam. Untuk penyajian, jus ditaruh di dasar gelas kemudian ditaruh es krim dan dilapisi kembali dengan jus. Proses dilakukan sampai empat kali. Es krim dijual dalam ukuran gelas kecil Rp 10.000, sedang Rp 40.000, dan besar Rp 80.000.

Sesendok es krim itu terasa lembut, sejuk, segar, manis, legit, dan harum. Duduk di bangku kayu dalam kedai yang sempit sambil berbincang dengan pelayan atau pengunjung lainnya menambah asyik suasana.

Tidak terasa, seporsi kecil es krim amblas dalam 15 menit. Jika tidak sempat datang ke Bogor, Mas Yanto ternyata buka cabang di Mal Kelapa Gading dan Mal Gandaria City (Jakarta) serta Surabaya.

Mas Yanto bukan satu-satunya penjual es krim durian. Di jalan-jalan di Kota Bogor banyak terdapat gerobak es krim durian. Ada yang berkreasi dengan tambahan ketan hitam atau potongan daging kelapa muda. Setiap orang punya fanatisme tersendiri terhadap tempat. Yang pasti dan jarang berubah adalah harga.

Buah dan surabi
Masih di Jalan Sukasari 1, ada beberapa lapak penjual durian. Ini memang untuk mereka yang lebih suka menikmati si raja durian dalam kondisi asli. Di sini dijual durian montong dari Thailand, petruk dari Jepara, serta rancamaya dan matahari dari Bogor. Kata para penjual yang ditemui pada Kamis (28/11), durian dijual Rp 50.000 per buah atau per kilogram. Harga jelas bisa ditawar.

Durian bisa dinikmati langsung di warung atau dibawa pulang. Durian yang baik bisa dipilih sendiri atau minta tolong dipilihkan si penjual. Saya memilih satu durian rancamaya yang kecil seharga Rp 40.000. Saya memang tidak pandai menawar, tetapi pilihan si penjual tidak mengecewakan.

Ketika golok membuka buah itu terlihatlah daging durian yang kuning, bersih, dan seakan mengilat. Hmm..., harumnya luar biasa. Daging pun lembut, legit, dan manis. Ah, sungguh memuaskan. Seusai menikmati durian, cangkangnya saya isi air untuk tempat mencuci tangan. Cukup efektif menghilangkan bau durian yang menyengat.

Masih kuat menikmati olahan durian? Tidak usah beranjak jauh. Di Jalan Sukasari 1 juga ada kedai Surabi Duren yang amat ramai saat sore. Kedai yang buka pukul 13.00-00.00 ini juga menyediakan colenak (dicocol enak), roti dan pisang bakar, siomay, batagor, mi instan rebus dan goreng, jus buah, kopi, dan teh.

Surabi ala kedai ini ada 63 variasi. Surabi durian ada enam variasi, yakni polos, oncom, cokelat, pisang, keju, dan cokelat keju. Harga surabi durian yang termurah Rp 6.500 per surabi polos. Sementara yang termahal Rp 9.000 per surabi cokelat keju. Untuk menghindari antrean yang lama karena tungku pembuatan surabi tidak banyak dan proses pematangan surabi lama, datanglah saat kedai baru buka. Namun, kalau ingin menikmati suasana yang memang ramai, datanglah sekitar pukul 17.00.

Saat sepi, surabi akan datang 15 menit setelah dipesan. Saya mencoba surabi durian polos. Harumnya begitu unik antara wangi buah durian dan asap dari arang. Surabi ini bundar, kuning, teksturnya lembut. Saat dimakan ada manis dan gurih.

Soto dan sop
Masih ada produk olahan durian lainnya yang patut dicoba. Namun, untuk menghabiskan dalam waktu satu hari, mungkin butuh energi dan fisik yang baik agar tidak mabuk. Sebaiknya pilih di hari lain untuk mencoba soto alias sop durian.

Sumber: KOMPAS
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved