Berita Video
Lima Fakta Seputar Isu Gempa Besar dan Tsunami Pantai Selatan Jawa yang Harus Diketahui Masyarakat
Informasi mengenai potensi gempa dan tsunami di wilayah Pantai Selatan Jawa di media sosial banyak membuat masyarakat menjadi resah dan khawatir.
Penulis: Muhamad Rusdi |
INFORMASI yang beredar di sejumlah media sosial dan pesan whatsapp menyebutkan gempa besar atau megathrust bermagnitudo 8,8 dan tsunami dengan ketinggian 20 meter akan terjadi di wilayah Pantai Selatan Jawa.
Menanggapi kekhawatiran itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat yang tinggal di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tidak perlu khawatir mengenai potensi terjadinya gempa dan tsunami di sepanjang pesisir laut selatan Jawa.
BMKG selalu siap untuk memberi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami jika memang terjadi gempa yang berpotensi tsunami.
• Curi Poin Lawan Perseru Badak Lampung, Borneo FC Tembus Posisi Lima Besar Klasemen
• Bertandang ke Makassar, Persija Minta Kuota Tambahan Buat The Jakmania
Berikut 5 fakta lengkap seputar isu gempa besar dan tsunami yang harus diketahui masyarakat:
1. BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, saat ini BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami di Cilacap dan daerah lainnya di Indonesia.
"Sehingga masyarakat tidak perlu takut dan khawatir beraktivitas di pantai. Masyarakat di pesisir selatan Jawa tetaplah beraktivitas normal seperti biasa, tetap bekerja,
tetap produktif dengan melakukan aktivitas usaha di pantai," kata Daryono melalui keterangan tertulis, Minggu (21/7/2019).
• Kapolsek Sunda Kelapa Ingatkan Siswa SMPN 261 Jauhi Narkoba
• VIDEO: Begini Kondisi Memprihatinkan Gedung Kesenian Kota Tangerang
2. Belum diketahui kapan terjadinya
Menurut Daryono, gempa kuat hingga saat ini belum dapat diprediksi kapan terjadinya, di mana lokasinya, dan berapa kekuatannya.
"Kapan gempa akan terjadi belum ada yang tahu, sehingga jangan mudah percaya isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya," jelas Daryono.
3. Masyarakat diminta selalu waspada
Namun, Daryono mengingatkan kepada masyarakat agar selalu waspada. Sikap waspada harus dilakukan, tetapi masyarakat tidak perlu terlalu takut dan khawatir berlebihan, karena justru akan membuat tidak produktif dan mengganggu aktivitas kehidupan normal.
• Gelar Pameran Hologram di Monas, Pemprov DKI Coba Dongkrak Sektor Pariwisata
• Kang Daniel Dikabarkan Ditolak Acara Musik Televisi karena Kasusnya Belum Selesai
"Apalagi mengungsi, maka tidak perlu dilakukan, karena tidak ada dasar untuk melakukan pengungsian," lanjut Daryono.
Daryono menegaskan, BMKG selalu siap untuk memberi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami jika memang terjadi gempa yang berpotensi tsunami.
4. Potensi tsunami selatan Jawa didasarkan bukti-bukti sejarah
Potensi tsunami selatan Jawa didasarkan atas bukti-bukti sejarah adanya tsunami di selatan Jawa beserta pemodelan skenario yang mungkin terjadi pada masa depan.
Di Cilacap, ahli menemukan deposit akibat tsunami ribuan tahun lalu.
Dalam 200 tahun terakhir, tsunami telah menghantam selatan Jawa. 4 Januari 1840, menurut Katalog Soloviev and Go, terjadi gempa bermagnitudo 7 memicu tsunami.
Lalu pada 11 September 1921, terjadi gempa bermagnitudo 7,5 yang menimbulkan tsunami di Parangtritis dan Cilacap. Terakhir, tsunami Pangandaran pada 2006.
• Akses Jalannya Diblokir Karena PPDB, Pihak SMPN 13 Mengaku Sudah Sesuai Prosedur
• Ratusan Penghuni Tak Sanggup Bayar Biaya Sewa Rusun dan Menunggak Puluhan Juta Rupiah, Ini Alasannya
Meski telah berhasil mengungkap beberapa tsunami pada masa lalu dan potensi kejadian pada masa depan, ahli di belahan dunia mana pun belum bisa menentukan
kapan tsunami akan terjadi, sebab gempa pemicu tsunaminya sendiri juga tak bisa diprediksi.