Mengenang 30 Tahun Tragedi Tiananmen, Kebebasan Semakin Dikekang
Para demonstran idealis yang dimotori tokoh-tokoh mahasiswa di lapangan Tiananmen menuntut kebebasan dan pembagian keuntungan ekonomi lebih adil.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Selama bulan Mei hingga Juni 1989, para demonstran idealis yang dimotori tokoh-tokoh mahasiswa di lapangan Tiananmen menuntut kebebasan dan pembagian keuntungan ekonomi yang lebih adil.
Akan tetapi aksi itu itu berakhir dengan pertumpahan darah, ketika militer menyerang mereka dengan brutal pada malam tanggal 3-4 Juni 1989.
Sekarang, 30 setelahnya, penindasan politik atas nama "kestabilan" makin menjadi-jadi, kata mantan aktivis 1989.
"Insiden 4 Juni mengubah arah sejarah China," kata Zhang Lifan, yang tahun 1989 sedang menjalani program sarjana di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok dan ikut aktif dalam aksi protes Tiananmen.
• Harga Ayam Potong di Pasar Baru Bekasi Tembus Rp 50.000 Per Ekor
"Harapan bahwa China akan bangkit secara ekonomi dan menjadi negara yang normal dan stabil melalui proses reformasi politik, dihancurkan."
Pemerintah China setiap tahun memang mengajukan argumen kemajuan ekonomi dalam menanggapi peringatan tragedi Tiananmen.
Dalam tiga dekade sejak protes massal itu, China bangkit menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Termasuk menerapkan kemajuan teknologi dari kereta api berkecepatan tinggi hingga kecerdasan buatan dan komunikasi seluler 5G.
• Harga Daging Sapi Rp 140.000 Per Kilogram, Pembeli Tetap Memburunya
Kemajuan ekonomi tanpa kebebasan politik
Angkatan Laut China kini menjelajah di seluruh dunia.
Program luar angkasanya telah meluncurkan setengah lusin misi berawak, dan berbagai proyek infrastruktur yang digalang China memperluas pengaruhnya dari Afrika sampai ke Eropa.
Namun secara politis, China berkembang menjadi yang jauh lebih represif dibanding 30 tahun lalu.
• Harga Daging Sapi Bertahan Rp 140.000 per Kilogram di Pasar Baru Bekasi
Pembatasan kebebasan berbicara yang dulu diterapkan secara ketat di media cetak dan elektronik, kini diperluas ke internet dan media sosial.
Pelanggaran sekecil apa pun dapat memicu respon keras yang hampir seketika dari pihak berwenang.
Aparat keamanan beroperasi dengan sewenang-wenang, pengakuan paksaan disiarkan di televisi pemerintah.