Jusuf Kalla Berharap Itjima Ulama Jilid Tiga Digelar Berdasarkan Hadis dan Alquran, Bukan Politis

Menurut JK, pertemuan yang membahas terkait kecurangan pemilu itu, harus tetap berpedoman pada Hadis dan Alquran.

TRIBUNNEWS/FITRI WULANDARI
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ditemui di kediamannya di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/2/2019) malam, seusai menggelar nonton bareng debat kedua Pilpres 2019. 

PERSAUDARAAN Alumni (PA) 212 bakal menggelar Ijtima Ulama jilid tiga, Rabu (1/5/2019) besok. Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut memberikan tanggapannya.

Menurut JK, pertemuan yang membahas terkait kecurangan pemilu itu, harus tetap berpedoman pada Hadis dan Alquran.

Dirinya berharap, kegiatan yang digadang-gadang akan dihadiri 1.500 ulama dan tokoh muslim itu, tidak dicampuri unsur politis.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir Jadi Tersangka Kasus Korupsi Proyek PLTU Riau-1, Ini Perannya

"Tapi kita harapkan ijtima itu betul-betul berdasarkan pedoman atau aturan dan hadis-nya. Jadi ada dasar hukumnya yang benar," ujar JK, ditemui di Istana Wapres Merdeka Selatan, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019).

"Jangan dasarnya politis, tapi betul-betul dasarnya aturan hadis," sambungnya.

Bagi JK, alur pembahasan dalam ijtima sangat tergantung pada ulama atau tokoh-tokoh yang hadir.

Ini Tiga Kategori Masyarakat yang Dibebaskan dari Kewajiban Bayar PBB-P2

"Kita belum tahu apa yang mau dibicarakan. Itu ijtima juga kadang-kadang tergantung siapa yang hadir," katanya.

"Kalau yang hadir tentu ada kelompok-kelompok yang tertentu, tentu isinya lain lagi kalau ulama NU atau Muhammadiyah, tergantung masing-masing kepercayaan," paparnya.

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Ijtima Ulama dan Tokoh III bakal digelar di Sentul, Bogor, Jawa Barat, berbarengan dengan peringatan Hari Buruh pada Rabu (1/5/2019) besok.

Kapok Gelar Pemilu Serentak Pakai Lima Kotak Suara, KPU: Cukup Sekali Saja

Ketua Pelaksana Ijtima Ulama dan Tokoh III Yusuf Muhammad Martak mengatakan, pihaknya sebenarnya ingin menggelar acara tersebut pada 2 Mei 2019.

“Kalau ditanya kenapa bersamaan dengan Hari Buruh, saya sebenarnya ingin dilaksanakan tanggal 2 Mei 2019. Kalau di tanggal itu ada, saya akan langsung ubah,” ujarnya di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Saat ditanya apakah pelaksanaan Ijtima Ulama dan Tokoh III di Bogor adalah untuk menghindari gerakan buruh di Jakarta, Yusuf Martak mengatakan bahwa keterbatasan lokasi dan dana menyebabkan pihaknya hanya bisa menggelar di Bogor.

Jusuf Kalla Minta Jokowi dan Prabowo Bertemu Langsung, Jangan Lewat Utusan

“Sudah susah, di mana-mana terbatas, keuangan kami juga terbatas,” ungkap Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama itu.

Sementara, Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis mengatakan, ketakutan sejumlah pihak bahwa Ijtima Ulama dan Tokoh III untuk menggerakkan massa, adalah hal yang tidak beralasan.

“Ijtima Ulama dan Tokoh III digelar untuk memberi panduan kepada masyarakat untuk menghadapi kecurangan di Pemilu 2019 karena rakyat kebingungan, dan acara tersebut adalah salah satu cara penyampaian pendapat yang dilindungi oleh undang-undang,” paparnya.

Ratna Sarumpaet: Pemilu 2019 Berantakan, Jangan-jangan Panitianya Pelit

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved