Dikukuhkan Sebagai Plt Ketum PPP, Suharso Monoarfa Menangis Teringat Terjungkalnya Romahurmuziy

Suharso Monoarfa resmi dikukuhkan sebagai Plt Ketua Umum PPP. Ia sempat menangis saat menyampaikan pidato pengukuhan karena teringat Romahurmuziy

Kompas.com/Dylan Aprialdo Rachman
Suharso Monoarfa yang dikukuhkan sebagai Plt Ketua Umum PPP, Rabu (20/3) malam. 

Suharso Monoarfa resmi dikukuhkan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia sempat menangis saat menyampaikan pidato pengukuhan.

Suharso akan meneruskan masa jabatan mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy yang diberhentikan karena tersangkut kasus dugaan korupsi.

Pengukuhan Suharso dilakukan lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang digelar di Hotel Seruni, Bogor, Rabu (20/3) malam.

Suharso bersyukur pengukuhannya sebagai Plt Ketum dilakukan lewat proses terbuka dan sesuai mekanisme yang berlaku di internal partai.

"Alhamdulilah Mukernas sudah selesai. Ini membuktikan sebuah kedewasaan kematangan organisasi," kata Suharso dalam konferensi pers seusai pengukuhannya di Hotel Seruni, Bogor, Rabu (20/3) malam.

Romy Dipecat dari Ketua Umum PPP, Digantikan Suharso Monoarfa

Menurut Suharso, proses penentuan Plt Ketum PPP yang terbuka membuktikan PPP taat pada anggaran dasar rumah tangga yang berlaku.

"Setelah berusia 46 tahun yang didirikan para alim ulama dan dari seluruh tokoh Islam di zamannya dan seluruh generasi penerusnya bisa membuktikan dalam hal ketaatan pada mekanisme peraturan tata tertib organisasi. Alhamdulilah berjalan," katanya.

Suharso berharap ia bisa menjalankan mandatnya sebagai Plt Ketum PPP dengan baik. Menurut dia, partai akan fokus melakukan konsolidasi menghadapi Pemilu 2019.

                         Romy adik

Saat menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Plt Ketua Umum PPP, Suharso sempat menangis. Ia menangis lantaran teringat kepada Romahurmuziy. Suharso mengaku sama sekali tidak pernah bermimpi menjadi pemimpin partai.

"Untuk berdiri di sini menerima mandat ini yang sungguh berat buat saya. Bagi saya, saudara Romy itu dia anak saya ya, adik saya," kata Suharso sambil terisak.

Ia sama sekali tak pernah mengira Romy terjerat kasus korupsi. Ia memandang, Romy merupakan sosok dengan kepemimpinan yang baik.

"Semuanya ada pada beliau, kapasitas ada, kapabilitas ada, bibit, bebet, bobotnya ada, toh juga terjungkal," ujarnya.

Suharso memandang apa yang terjadi ke Romy sebagai musibah. Di sisi lain, ia mengajak seluruh jajaran partai untuk introspeksi diri atas kemungkinan kesalahan yang pernah dilakukan.

"Maka saya mengajak kita semua untuk kita berintrospeksi melihat apa yang sebenarnya yang salah pada kita," ujarnya.

Kemudian ia mengingatkan logo partai yang berupa Ka'bah. Suharso menjelaskan, keputusan para pendiri partai menggunakan logo tersebut tak mudah. Logo tersebut juga dinilainya memiliki makna mendalam bagi partai.

Meski Tercoreng Kasus OTT Romy, Suharso Monoarfa yakin PPP Lolos ke Senayan, Ini Alasannya

Di sisi lain, ia menyinggung para tokoh-tokoh PPP dahulu yang sukses membawa kejayaan partai.

"Bahkan di awal Reformasi adalah Pak Hamzah Haz yang menurut saya ketika orang menyepelekan Partai Persatuan Pembangunan, di tangan beliau, kita masih mencapai juara ketiga di Pemilu," ungkapnya.

Oleh karena itu, Suharso berharap jajaran partai untuk bangkit dan solid. Sebab, PPP juga akan menghadapi Pemilu 2019.

Ia optimistis, jajaran partai mampu bekerja keras. "Saya yakin sebenarnya kita karena partai besar kita punya pegalaman kita punya sejarah panjang, punya bukti, punya footprint yang tidak terbantahkan. Saya yakin dengan kader yang luar biasa, saya kira harus bangkit," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Plt Ketum PPP, Suharso Monoarfa Menangis Teringat Romahurmuziy", https://nasional.kompas.com/read/2019/03/20/23584731/jadi-plt-ketu m-ppp-suharso-monoarfa-menangis-teringat-romahurmuziy.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved