Pidato Lengkap Ketua Umum PSI yang Sebut Partai Nasionalis Membiarkan Maraknya Perda Diskriminatif
PIDATO Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Festival 11 di Medan, Sumatera Utara, Senin (11/3/2019), menuai banyak respons.
PIDATO Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Festival 11 di Medan, Sumatera Utara, Senin (11/3/2019), menuai banyak respons.
Dalam pidato itu, Grace Natalie menyinggung partai nasionalis yang membiarkan maraknya peraturan daerah diskriminatif, seperti perda-perda berbasis agama.
Berikut ini isi pidato lengkap Grace Natalie tersebut, diambil dari laman psi.id.
• Terduga Teroris Sibolga Punya Empat Anak, Satu Meninggal Bareng Ibunya yang Meledakkan Diri
Beda Kami, PSI, dengan Partai Lain
Selamat malam Medan? Bagaimana kabar? Horas!
Selamat datang kepada Pengurus, Angggota, Caleg, dan Simpatisan Partai Solidaritas Indonesia, serta anda yang menyaksikan siaran ini melalui televisi nasional dan sosial media.
Selamat datang di Festival 11.
Pidato saya malam ini adalah tentang 'Beda Kami — PSI — dengan Partai Lain.'
Saya akan cerita sedikit tentang alasan kenapa partai ini berdiri.
Empat tahun, lalu saya bersama Ketua DPP lainnya mengambil sebuah keputusan besar dalam hidup kami.
Anak-anak muda yang tak punya latar belakang politik — memutuskan mengambil pilihan yang tak pernah kami bayangkan pernah ada dalam proyeksi karier kami.
Keputusan masuk ke dunia politik pada saat mayoritas orang Indonesia tidak suka — bahkan membenci partai politik dan parlemen — jelas bukan pilihan karier yang menarik.
Bertahun-tahun, kami dan jutaan orang Indonesia lain, berharap partai politik menjadi lebih baik. Penantian yang tidak pernah terjadi!
Negeri yang korup, dengan persoalan intoleransi yang akut, bukanlah sebuah tempat masa depan yang kami bayangan.
• Harimau Jokowi Ancam Gugat POM TNI Jika Tak Klarifikasi Rekam Jejak Prabowo Subianto
Kami — dan generasi di bawah kami — tidak ingin hidup di negeri di mana uang pajak dicuri secara sistematis, di mana orang tak bisa menjalankan ibadah dengan tenang, negeri di mana orang bisa seenaknya menyebarkan kebencian SARA secara terbuka.