Pilpres 2019

Putra Amien Rais Bilang Jokowi Bisa Digugat karena Sebarkan Hoaks Saat Debat Kedua Pilpres 2019

Hanafi Rais menilai banyak pernyataan Jokowi yang tidak sesuai kenyataan dalam debat kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2/2019) lalu.

Tribunnews.com/Rizal Bomantama
Amien Rais didampingi putra sulungnya, Hanafi Rais memberi pernyataan soal namanya yang disebut menerima aliran dana pengadaan alkes tahun 2005 di Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) Dinas Kesehatan dari Yayasan Soetrisno Bachir di kediamannya di Perumahan Taman Gandari, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (2/6/2017). 

WAKIL Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais menilai, banyak pernyataan Jokowi yang tidak sesuai kenyataan dalam debat kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2/2019) lalu.

Menurutnya, kebanyakan data yang disampaikan Jokowi dalam tema energi, infrastruktur, pangan, dan lingkungan tersebut, hoaks.

"Kalau saya menilainya itu banyak yang tidak benar dan bisa digugat karena termasuk penyebaran hoaks," ujar Hanafi Rais dalam diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Jalan Cokroaminoto, Menteng, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Menaker Hanif Dhakiri: TKA di Morowali Cuma 3.000, Tenaga Kerja Lokalnya 29 Ribu

Menurut Sekretaris Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu, penyebaran hoaks bisa dikategorikan pelanggaran pemilu dan pidana.

Aturan tersebut berlaku bagi siapa pun, termasuk calon petahana. Apalagi, bila calon tidak berusaha mengklarifikasi datanya tersebut, sehingga seolah-olah benar.

"Siapa pun yang terlibat dalam pilpres, apalagi ini kandidatnya langsung, kalau mengatakan data itu salah bahkan tidak klarifikasi dan membiarkan saja kebohongan itu, seharusnya sudah kena delik hukum," tutur Hanafi Rais.

Kronologi Granat Meledak di Bogor, Dua Bocah Tewas

Sebelumnya, Jokowi dinilai salah dalam menyampaikan sejumlah data dalam debat kedua Pilpres 2019.

Dua mantan menteri Kabinet Indonesia Kerja, yakni mantan Menteri ESDM Sudirman Said dan mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, bahkan menunjukan kesalahan data Jokowi melalui klipingan pemberitaan sejumlah media massa di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019).

Klipingan pemberitaan media massa tersebut di antaranya mengenai data kebakaran hutan yang diklaim Jokowi tidak ada selama tiga tahun terakhir, serta jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia.

Dana Penataan Kampung Kumuh di DKI Diserahkan ke Warga, PDIP Tanya Kerja SKPD Apa?

"Ini bukan dari kita, tapi pemberitaan media massa, dan ada kecenderungan apa yang disampaikan petahana tidak tepat," tutur Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi Sudirman Said.

Salah satu di antaranya, menurut Sudirman Said, mengenai klaim Jokowi sudah tidak adanya konflik agraria. Sambil mengangkat klipingan portal media massa nasional, menurut Sudirman Said apa yang dikatakan Jokowi tersebut hoaks.

"Ketika Pak Jokowi mengatakan sekian tahun tidak ada konflik agraria, saya langsung mengingat ini. Bahwa ada 41 orang tewas, dan lainnya dianiaya," beber Sudirman Said.

Glenn Fredly: Ditinggal Nikah? Kita Maafkan

Begitu pula, kata Sudirman Said, bidang lainnya. Oleh karena itu, yang terjadi saat ini setelah debat, lanjutnya, yakni kecenderungan masyarakat meragukan apa yang disampaikan Jokowi.

"Dan ketika terus memaparkan data-data akan ada counter lagi, bukan dari kami, tapi dari masyarakat," ucapnya.

Oleh karena itu, BPN Prabowo-Sandi yakin bahwa pihaknya telah memenangkan hati masyarakat dalam debat kedua Pilpres 2019 yang dipandu moderator Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki itu.

"Bahwa semalam kita memenangkan hati masyarakat, karena ada kecenderungan mempertanyakan segala sesuatu yang datang dari petahana," katanya. (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved