Go-Jek Dinilai Lebih Peka Tehadap Mitra Pengemudi

Menurutnya, perang tarif dalam bisnis penyedia layanan transportasi daring berbasis aplikasi ini, umumnya akan merugikan mitra pengemudi.

Wartakotalive.com/Dwi Rizki
Sejumlah tukang ojek online menunggu penumpang berhenti di pinggir jalan di sekitar Stasiun KA Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2018). 

PENGAMAT Kebijakan Ekonomi Universitas Airlangga Rumayya Batubara menilai, sistem penarifan Go-Jek masih lebih peka terhadap kesejahteraan mitra pengemudi, meski berpotensi terseret perang tarif yang dilakukan Grab.

"Di tengah terpaan perang tarif dari kompetitor, Go-Jek masih lebih peka memperhatikan kekhawatiran mitra pengemudi dan masyarakat. Buktinya Go-Jek relatif lebih minim mendapat keluhan,” kata Rumayya Batubara, dalam penjelasannya kepada media, di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Menurutnya, perang tarif dalam bisnis penyedia layanan transportasi daring berbasis aplikasi ini, umumnya akan merugikan mitra pengemudi.

Daftar 125 Jenazah Korban Kecelakaan Lion Air PK-LQP yang Berhasil Diidentifikasi

Jika kesejahteraan mitra pengemudi terabaikan, lanjutnya, jaminan keamanan dan keselamatan pengguna ikut berpotensi terdampak.

Oleh karena itu, Rumayya beranggapan sensitivitas terhadap kondisi di lapangan ini tak lepas dari aspek kelokalan yang Go-Jek miliki sebagai perusahaan dalam negeri, sehingga pendekatan kulturalnya lebih bagus.

“Sedangkan Grab yang berasal dari luar, justru memang terlihat lebih berjarak dengan mitra-mitranya,” ujarnya.

Haris Simamora, Anak Nakal Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Kini Terancam Hukuman Mati

Perbedaan mencolok bisa dilihat dari Grab yang menjalankan bisnis seperti tanpa kompromi terhadap mitra pengemudinya. Hubungan yang terjalin justru berjalan tidak seperti kemitraan, bahkan malah terkesan terlalu kaku dalam operasionalnya.

“Termasuk soal teknis pembagian dan penarifan. Grab seperti kurang klik dengan para mitranya,” ucap Rumayya.

Bagi Rumayya, kompetisi dalam ekonomi bukan hal tabu, karena bisa mendorong harga menjadi lebih ekonomis. Namun, kompetisi bisa menjadi berbahaya jika pemainnya tinggal sedikit.

Kapsul Rancangan Insinyur Rusia Ini Bisa Selamatkan Nyawa Penumpang Saat Kecelakaan Pesawat

"Nah, di bisnis transportasi daring ini pemain besarnya tinggal dua perusahaan," cetusnya.

Akibatnya, salah satu pemainnya berusaha menguasai pasar dengan cara banyak bakar uang demi memukul lawan.

Akhirnya, Rumayya memaparkan, perang tarif tak terelakkan, akibat salah satu pemainnya membanjiri pasar dengan banyak promo dan menerapkan tarif sangat rendah. (Edy Sujatmiko)

Sumber:
Tags
Grab
Go-Jek
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved