Yenny Wahid Biarkan Bilyuner Nyentrik Afrika Bertengkar Dengan Mantan Manajer Obama
Yenny wahid membiarkan bilyuner nyentrik Afrika bertengkar dengan mantan manajer kampanye Obama dalam Forum Perdamaian di Paris.
Penulis: AchmadSubechi | Editor: AchmadSubechi
SEBAGAI salah satu steering Comitte Paris Peace Forum yang digagas oleh Presiden Prancis Emanuelle Macron, Yenny Wahid mendapat tugas untuk menjadi moderator dalam salah satu seksi debat.
"Kebetulan pembicaranya kelas berat semua, jadi memang tugasnya agak menantang," papar Yenny kepada Wartakotalive.com.
Pembicara dalam sesi Yenny antara lain adalah Mo Ibrahim, seorang biliyuner eksentrik dari Afrika, serta mantan manajer kampanye Obama, Patrick Gaspard.
Mo Ibrahim adalah bilyuner unik yang memberi hadiah uang 5 juta dolar atau 70 milyar, dan uang bulanan untuk seumur hidup sebesar 200 ribu dolar (hampir sekitar Rp 3 miliar) untuk kepala negara Afrika yang memerintah dengan adil dan membawa kesejahteraan bagi rakyatnya.
Saat ini sudah enam kepala negara Afrika yang mendapat hadiah dari yayasannya. Patrick Gaspard sendiri adalah direktur yayasan Open Society Institute yang didirikan George Soros.
Dalam debat tersebut keduanya sempat bertengkar. Namun, sama Yenny Wahid hal itu sengaja dibiarkan agar diskusinya semakin menarik.
"Mereka berdua ini adalah orang-orang pintar dengan kepribadian kuat, jadi tentunya punya pendapat masing-masing. Dan saya sengaja membiarkan dinamika perdebatan terjadi, biar sesi yang saya pimpin jadi menarik dan hidup, " jelas Yenny.
"Namun harus dikendalikan, dan mengendalikannya dengan humor. Alhamdulillah banyak yang mengapresiasi gaya saya memimpin debat karena pembicaraan jadi menarik dan orang tidak mengantuk."
"Yang paling penting bagi saya adalah nama Indonesia menjadi lebih dikenal dan mereka mengapresiasi kita sebagai bangsa yang kuat dan berprestasi, " jelas Yenny.
Paris Peace Forum sendiri dalam pembukaannya dihadiri banyak kepala negara didunia, seperti pemimpin Jerman, Angela Merkel, pemimpin Rusia, Putin, pemimpin Canada, Justin Trudeau, dan lain-lain.