Dukungan kepada Pancasila Menurun, 40 Juru Bicara Pancasila Digembleng di Kota Batu
Pelatihan Juru Bicara Pancasila yang diikuti 40 orang digelar di Hotel Radho Singkaling, Batu, Jawa Timur, 19-22 Oktobber 2018.
Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Fred Mahatma TIS
KOTA Batu di Jawa Timur menjadi kota ke-11 terselenggaranya Pelatihan Juru Bicara Pancasila. Pelatihan yang digelar di Hotel Radho Singkaling ini dihadiri oleh 40 peserta yang berasal dari wilayah Jawa Timur dan berbagai macam lembaga.
Pelatihan yang akan digelar selama empat hari ini terhitung dari tanggal 19 oktober hingga 22 oktober.
Pelatihan selama empat hari akan membekali para peserta dengan berbagai keahlian teknik untuk melakukan kampanye. Dan yang juga menarik, kampanye di media sosial menjadi salah satu fokus penting.
Mundiro Lailatul Munawaroh, fasilitator lokal wilayah Jawa Timur mengajak para juru bicara ini untuk fokus pada permasalahan di Jawa Timur, terutama wilayah Madura yang sangat rentan dengan konflik rasisme.
Menurut Ela, sapaan akrabnya, Jawa Timur akhir-akhir ini dilanda berbagai macam permasalahan sosial. Mulai dari kasus terorisme hingga rasisme.
“Kita masyarakat Jawa Timur ini sedang dilanda konflik sosial. Kasus rasisme dan terorisme sudah sangat meresahkan dan mengancam keutuhan bangsa kita. Maka pelatihan ini menjadi penting agar kita kembali mendalami nilai-nilai Pancasila,” ujar Ela melalui siaran tertulisnya, Senin (22/10/2018).
Fsilitator Komunitas Bela Indonesia Jawa Timur lainnya, Milastri Muzakkar menambahkan, pada hasil survei yang dikeluarkan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) terdapat hasil yang mengejutkan.
“Baru-baru ini terjadi pawai radikalisme yang dilakukan oleh anak sekolah di Probolinggo. Menurut hasil survei PPIM hal ini disebabkan karena adanya pemahaman guru yang radikal terutama dalam pemahaman tentang agama. Bayangkan 82 persen guru menganggap bahwa agama Islam menjadi satu-satunya agama yang bisa menyelesaikan segala masalah,” ungkap Mila.
Terus Menurun
Belum lagi hasil survei yang dikeluarkan, yang menunjukkan bahwa Selama 13 tahun terakhir, dukungan terhadap Pancasila terus mengalami penurunan.
Pada tahun 2005 dukungan kepada Pancasila mencapai 85,2 persen dan pada 2018 menurun menjadi 75,3 persen atau turun sebesar 10 persen.
"Fakta inilah yang mendorong Komunitas Bela Indonesia ini untuk kembali menguatkan Pancasila sebagai Dasar Negara, agar Indonesia dengan keragamannya akan terus damai," ungkapnya.
Anick HT, Koordinator Komunitas Bela Indonesia (KBI) menjelaskan bahwa pelatihan ini memang didesain sedemikian rupa agar peserta siap bergerak melakukan kampanye.
"KBI juga menyiapkan satu buku rujukan utama yang berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim," ungkapnya. (*)
