Ini Dia Punggye-ri, Lokasi Uji Coba Nuklir Korut yang Misterius
Para pekerja di lokasi dan penduduk sekitarnya menderita dampak dari paparan radioaktif, termasuk kanker dan kelahiran bayi cacat.
JURU Kepresidenan Korea Selatan Yoon Young Chan menyampaikan janji pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pertemuan bersejarah dengan presiden Moon Jae In.
Menurut Yoon, Kim berjanji akan menutup situs uji coba nuklirnya di wilayah pegunungan, Punggye-ri, yang selama ini menjadi saksi bisu peluncuran nuklir sejak 2006.
Punggye-ri dianggap sebagai fasilitas nuklir yang aktif di dunia. Kendati berencana untuk ditutup, namun para ilmuwan berpendapat sebagian dari situs itu telah runtuh dan mungkin tidak digunakan.
Baca: Lokasi Uji Coba Nuklir Korut Sudah Runtuh Sebagian
Sebagian besar informasi tentang keberadaan situs ini diambil dari citra satelit dan melacak pergerakan dari sejumlah peralatan di lokasi.
Berikut beberapa fakta mengenai situs Punggye-ri seperti dilansir dari Straits Times dan AFP, Minggu (29/4/2018):
1. Sistem terowongan
Situs ini terletak di pedalaman pegunungan di provinsi sebelah timur laut Korut, Hamgyong Utara, yang berbatasan dengan China. Dikelilingi oleh puncak-puncak yang curam dengan gunung granit yang tingginya lebih dari 2.000 meter.
Situs tersebut menjadi tempat yang ideal untuk menahan kekuatan dari ledakan nuklir.
Baca: Janji Kim Jong Un: Situs Uji Coba Nuklir Korut Ditutup Mei 2018
Uji coba nuklir dilakukan dalam sistem terowongan yang digali di bawah Gunung Mantap. Pengujian pertama dilakukan pada 9 Oktober 2006, berlanjut pada 25 Mei 2009.
Berikutnya, uji coba nuklir digelar pada 2013, 2016, dan yang terbaru pada 3 September 2017. Sebelum uji coba yang terakhir, citra satelit memperlihatkan situs tersebut berada dalam kondisi siaga sehingga mengindikasikan kesiapan untuk pengujian.
Alat pengujian dikubur di ujung terowongan yang berbentuk kait. Terowongan ditimbun untuk mencegah kebocoran radiasi ketika peledakan dilakukan.
Baca: Wuiih, Bom Korut 10 Kali Lebih Dahsyat dari Bom Hiroshima!
Citra satelit juga memperlihatkan pelambatan signifikan pada pembuatan terowongan dan operasi lainnya di situs itu. Hal ini dihubungkan dengan cairnya hubungan Korut dan Korsel.
