Krisis Semenanjung Korea

Wuiih, Bom Korut 10 Kali Lebih Dahsyat dari Bom Hiroshima!

Kekuatan bom hidrogen yang diledakkan Korea Utara (Korut) awal pekan ini diperkirakan 10 kali lebih dahsyat dari bom Hiroshima tahun 1945 silam.

Editor: Fred Mahatma TIS
Reuters/KCNA
FOTO tanpa tanggal yang dikeluarkan oleh kantor berita Korea Utara, KCNA, pada 3 September 2017, memperlihatkan pemimpin Korut Kim Jong-un (tengah) sedang melihat pipa logam di tempat yang tak diketahui. 

WARTA KOTA, TOKYO --- Otoritas Jepang, Rabu (6/9/2017), memaparkan perkiraaan tentang kekuatan bom hidrogen yang diledakkan Korea Utara (Korut) pada awal pekan ini.

Disebutkan, kekuatan ledakan bom mencapai 160 kiloton atau kira-kira 10 kali lebih dahsyat dari bom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) ke Kota Hiroshima.

Baca: Trump Setujui Jangkauan Peluru Kendali Korsel sampai Korut, China, dan Jepang

Bom AS yang menghancurkan Hiroshima pada tahun 1945 itu tercatat membawa hasil ledakan sebesar 15 kiloton.

Perkiraan otoritas Jepang yang dilansir kantor berita AFP ini pun sekaligus menjadi revisi kedua.

Pernyataan sebelumnya menyebut kekuatan bom itu mencapai 70 kiloton, lalu 120 kiloton, dan kini 160 kiloton.

Menteri Pertahanan Itsunori Onodera mengatakan revisi didasarkan pada besaran yang didapat oleh Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO).

"Ini jauh lebih kuat daripada uji coba nuklir mereka di masa lalu," kata Onodera.

Perkiraan terakhir Jepang jauh melebihi hasil antara 50 dan 100 kiloton, yang ditunjukkan oleh Kepala Urusan Politik PBB Jeffrey Feltman ke hadapan Dewan Keamanan PBB.

Baca: Mengintip Militer Korut-Korsel Usai Perang Korea

Rabu dini hari, Onodera mengadakan pembicaraan telepon dengan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, dan keduanya sepakat untuk meningkatkan tekanan yang kasat mata terhadap Korut.

"Perkembangan nuklir dan rudal Korut berada pada tahap baru ancaman serius dan berbahaya," kata Onodera kepada Mattis.

Moskwa-China Vs AS-sekutu

Uji coba yang digelar Pyongyang hari Minggu, dan diklaim sebagai bom hidrogen yang dirancang untuk rudal jarak jauh, memicu perhatian dunia.

Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan kepada DK PBB bahwa Washington akan memberikan keputusan sanksi baru untuk dinegosiasikan dalam beberapa hari mendatang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved