Mahfud MD Ungkap SBY Pernah Menangis karena Dibully Soal Pilkada Lewat DPRD
Mahfud juga mengatakan SBY saat itu berkata tidak setuju pemilihan kepala daerah lewat DPRD, dan harus langsung.
MAHFUD MD, Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN), menggelar diskusi terkait pemilihan kepada daerah melalui DPRD.
Dalam sambutannya mengenai pemilihan kepada daerah melalui DPRD, Mahfud sempat bercerita saat Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menangis karena di-bully.
"Dramatis sekali pada waktu itu, divoting, menanglah pemilihan DPRD ini. Tapi karena kemenangan itu berbarengan dengan sirkulasi politik, dan civil society khawatir mundurnya demokrasi, Pak SBY di-bully habis-habisan. Sampai ke Amerika, Pak SBY nangis di pesawat," ungkap Mahfud di Kantor APHTN-HAN, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Baca: Amien Rais Sebut 74 Persen Lahan di Indonesia Dikuasai Asing, Maruf Amin Bilang Begini
Mahfud juga mengatakan SBY saat itu berkata tidak setuju pemilihan kepala daerah lewat DPRD, dan harus langsung.
"Sampai di pesawat Pak SBY mengatakan 'saya tidak setuju pemilihan lewat DPRD, harus langsung. Kita akan mencari jalan secepat-cepatnya untuk mengatasi ini'," beber Mahfud.
Saat itu Mahfud mengatakan SBY banyak mencari masukan dari berbagai pihak. Setelah bercerita mengenai SBY, Mahfud melanjutkan sambutannya. Ia mengatakan pilkada langsung itu banyak mudaratnya.
Baca: Setya Novanto Sampai Bilang Sumpah Mati Saat Dicecar Jaksa Soal Jam Tangan Rp 1,3 Miliar
"Betapa pilkada langsung itu banyak mudaratnya, tapi sekarang mungkin perlu dicari jalan tengah," katanya.
Mahfud menambahkan, apabila pilkada dianggap sebagai kebanggaan demokrasi, harus dicari cara untuk mengurangi mudaratnya.
"Ada solusi, misalnya tentang campaign spending, jadi pembatasan orang mengeluarkan uang untuk kampanye itu harus dibatasi," tuturnya. (Wahyu Firmansyah)