Terapis Dianiaya Suaminya Hingga Tewas Cuma Gara-gara Hal Ini
Dewi Sinta (39), terapis di Panti Pijat Pitra, Jalan Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta Pusat, dianiaya suaminya, Agus (42), hingga tewas.
Penulis: Rangga Baskoro |
WARTA KOTA, KEMAYORAN - Dewi Sinta (39), terapis di Panti Pijat Pitra, Jalan Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta Pusat, dianiaya suaminya, Agus (42), hingga tewas.
Kapolsek Kemayoran Kompol M Rosid menyatakan, peristiwa itu dipicu emosi lantaran korban tak menjawab panggilan telepon Agus, ketika ia hendak menjemputnya sehabis pulang kerja.
"Suaminya emosi, karena memang biasanya pulang dijemput terus. Pas ditelepon enggak diangkat-angkat. Jadi dia (Agus) marah ketika sampai di TKP," ungkap Rosid saat dikonfirmasi, Rabu (15/11/2017).
Baca: Sedang Layani Tamu, Terapis Tiba-tiba Dianiaya Suami Hingga Tewas
Ketika Agus yang berdomisili di Tambun, Bekasi itu sampai di tempat Dewi bekerja, ia langsung menghampiri istrinya di dalam bilik. Kemudian, karyawan lain mendengar suara gaduh.
"Jam 00.15 WIB suami korban, Agus datang menemui korban ke kamar kerja. Saksi Eni mendengar suara gaduh seperti ada tindakan fisik," ujarnya.
Tepat pukul 02.00 WIB, Agus menyeret korban dari biliknya keluar, kemudian Agus menginjak leher dan menutup kepala korban dengan jaket miliknya.

"Korban ditarik keluar oleh suaminya dengan menarik rambut korban seperti diseret. Lalu di depan meja kasir, suami korban menginjak leher korban dan menutup muka menggunakan jaket berwarna merah milik korban," tutur Rosid
Setelah puas menyiksa istrinya sendiri, pelaku langsung meninggalkan tempat kerja istrinya yang beralamat di Jalan Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Lalu sekitar pukul 06.00, salah satu teman Dewi mendapati tubuh temannya sudah terbujur kaku dengan keadaan telanjang.
Baca: Tommy Soeharto Setuju Film G30S/PKI Dibuat Ulang untuk Generasi Milenial
"Setelah beberapa lama keluar, dicek oleh saksi Eni, dan didapati korban dalam keadaan telanjang," terangnya.
Berdasarkan pantauan Warta Kota, tak ada aktivitas di tempat Panti Pijat Pitra. Bangunan berbentuk ruko yang terletak di pinggir jalan itu pintunya dikunci. Sedangkan polisi juga sudah memasang garis polisi di dalam area gedung.
Syarif (35), warga sekitar, mengaku tak mengenal sosok korban. Namun ia mengakui bahwa korban memang bekerja di panti pijat tersebut.
Baca: Setya Novanto Menang Praperadilan, Fadli Zon: Selalu dalam Setiap Keputusan Ada Pro dan Kontra
"Saya tahu orangnya, sering ngeliat, tapi enggak kenal," cetus Syarif.
Warga lain bernama Rima (46) pun menyatakan hal yang sama. Ia menyatakan karyawan yang bekerja di tempat itu merupakan warga pendatang.
"Itu sepertinya buka 24 jam. Karyawannya bukan orang sini. Jadi pas ada ramai-ramai, kami enggak ada yang kenal sama dia (korban)," ungkapnya.
Panti Pijat Pitra baru beroperasi selama empat bulan. Tadinya bangunan tersebut terbengkalai dan ditinggalkan kosong. Agus sudah diamankan di Mapolsek Kemayoran untuk dimintai keterangan. (*)