Masayu Clara Ingin Naik Haji tapi Tak Mau Kesulitan Berkomunikasi

Aktris Masayu Clara (22) ingin menjalankan ibadah haji dan umrah, jika sudah mendapat izin dari Allah SWT.

Penulis: Arie Puji Waluyo |
WARTA KOTA/ARIE PUJI WALUYO??
Masayu Clara saat jumpa pers aplikasi 'GPS Haji Tracking', di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (22/7/2017). 

WARTA KOTA, TEBET - Aktris Masayu Clara (22) ingin menjalankan ibadah haji dan umrah, jika sudah mendapat izin dari Allah SWT.

"Pastinya pengin banget naik haji. Ya insya Allah doain aja secepatnya bisa," kata Masayu Clara saat ditemui dalam jumpa pers aplikasi 'GPS Haji Tracking', di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (22/7/2017).

Tetapi, wanita yang akrab disapa Clara ini khawatir, ketika menjalankan ibadah di Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi, ia bakal kesulitan berkomunikasi.

Baca: Fahri Hamzah: KPK Berikan Uang APBN kepada LSM

"Karena aku ada pengalaman, satu tahun lalu mamah pergi haji atau umrah. Nah, baru bisa komunikasi saat mamah dapat wifi. Mau telepon juga mahal, kan," ungkapnya.

Oleh karena itu, Clara senang dengan adanya aplikasi 'GPS Haji Tracking', agar nantinya jika Clara bisa pergi haji, ia bisa mudah menjalankan ibadahnya di Tanah Suci.

"Pastinya aplikasi ini memudahkan aku. Apa lagi keluarga, yang bisa memantau aku dari rumah saat ibadah nanti," imbuhnya.

Baca: Dekat dengan Irwan Mussry, Manajer: Bunda Maia Tuh Temannya Banyak

Lanjut Clara, dengan aplikasi ini ia pun bisa kembali ke rombongan ketika ia berpencar dan sedang berjalan-jalan, juga memudahkannya untuk kembali ke penginapan.

"Karena aplikasi ini tuh bisa mengetahui kalau aku tersesat aku harus ke mana. Sebelumnya kan belum ada ya. Karena kita asing banget di sana, kalau ada apa-apa pasti repot banget. Jadi aplikasi ini memudahkan kita pastinya," papar Masayu Clara.

Founder GPS Haji Tracking, H Muhidin Nudi membuat sebuah inovasi teknologi untuk memudahkan para peserta haji dan umrah, melangsungkan ibadah.

Baca: Penikam Dua Anggota Brimob Punya KTP Ganda, di Agam Namanya Junaidi, di Cikarang Bernama Mulyadi

Muhidin menjelaskan, dirinya belajar dari kasus di Mina, Arab Saudi, yang sempat memakan korban jiwa, termasuk warga Indonesia.

"Pasca-kejadian itu, kami memiliki ide untuk menciptakan sebuah aplikasi yang membantu para jemaah untuk bisa kembali ke rombongan," ucap Muhidin.

Saat kasus Mina, banyak jemaah haji yang menghilang dan baru ditemui tiga hari setelah kejadian tersebut, sehingga membuat kepala rombongan dan tim panik mencarinya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved