Timnas Indonesia
Terungkap, Prabowo Ingatkan Erick Thohir Saat Depak STY dengan Kluivert: "Kalau Gagal Anda Dihabisi"
Bung Harpa ungkap Presiden Prabowo memperingatkan Erick Thohir saat memecat Shin Tae-yong dan menunjuk Kluivert tanpa melibatkan Exco karena resiko
Ringkasan Berita:
- Bung Harpa mengungkap Presiden Prabowo sempat memperingatkan Erick Thohir saat hendak memecat Shin Tae-yong dan menunjuk Kluivert tanpa melibatkan Exco, karena berisiko dan akhirnya gagal.
- PSSI diprediksi kembali ke mekanisme kolektif-kolegial memilih pelatih baru, dengan penyaringan BTN sebelum keputusan Exco, hingga November.
- Kusnaeni menilai pelatih baru harus berprofil tinggi, kompeten, dan paham sepak bola Asia. Lima kandidat utama termasuk Hallgrímsson, Casas, Hodak dan Kapadze
WARTAKOTALIVE.COM -- Setelah memecat Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 16 Oktober 2025 karena gagal menembus kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI masih terus mencari penggantinya.
Pengamat dan analis sepak bola nasional Haris Pardede atau Bung Harpa menjelaskan sepertinya dalam penunjukkan atau pemilihan pelatih Timnas Indonesia saat ini, Ketum PSSI Erick Thohir (ET) tidak lagi memainkan peran sendiri atau one man show.
Seperti yang dilakukan Erick Thohir saat memecat Shin Tae-yong (STY) tanpa alasan jelas dan menggantinya dengan Patrick Kluivert secara tiba-tiba pada Januari 2025 lalu.
Baca juga: Kusnaeni Ungkap Ini Kandidat Terkuat Pelatih Timnas Indonesia: "Karena Pemain Kita Level Eropa"
"Kalau kita lihat karakter, kan kita baca pattern-nya. Kita enggak tahu nih apakah masih sama dengan cara pemilihan pelatih Kluivert atau kembali saat memilih Shin Tae-yong di tahun 2019," kata Harpa dalam perbincangan di kanal daring channel YoiTube Dewan Pundit Indonesia, yang tayang Minggu (22/11/2025) malam.
Menurut Harpa hal itu berdasarkan keterangan Wakil Ketum PSSI Zainudin Amali di sebuah stasiun TV.
Harpa mengatakan menurut Zainudin Amali, pemilihan STY pada 2019 dilakukan kolektif kolegial atau secara bersama-sama dengan melibatkan Exco PSSI, dimana saat itu Ketum PSSI masih dipegang Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.
"Jadi disaring kemudian di kasih ke Exco, saat itu ada nama Luis Milla dan Shin Tae-yong. Dan akhirnya Exco memilih STY. Jadi tanggung jawabnya kolektif kolegial. Kalau salah pun kolektif kolegial," ujar Harpa.
Sementara saat memilih Patrick Kluivert menggantikan STY, Ketum PSSI Erick Thohir melakukannya seorang diri atau one man show tanpa melibatkan Exco PSSI yang beranggota 15 orang.
"Sehingga kalau sukses memang Bapak itu (EY) yang akan menerima semua kreditnya. Tapi kalau gagal, ya seperti saat ini juga," ujar Harpa.
Harpa lalu mengungkap informasi baru terkait proses pemecatan Shin Tae-yong (STY) dan penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia yang terjadi pada Januari 2025 lalu hingga mengagetkan pecinta Timnas Indonesia, karena dilakukan mendadak.
Penunjukan Kluivert dan pemecatan STY itu dilakukan Erick Thohir tanpa melibatkan Exco PSSI.
Menurut Harpa sebelum keputusan itu diambil, Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah lebih dulu memberi tahu Presiden Prabowo Subianto soal apa yang akan dilakukannya.
"Satu yang mesti gua kasih tahu di sini, mungkin belum ada di mana-mana, ini eksklusif. Istilahnya ET ngasih tahu ke Presiden, waktu pemecatan Shin Tae-yong yang diganti Kluivert," ujar Harpa.
Menurut Harpa, Presiden Prabowo sudah mengingatkan Erick Thohir saat itu, apalagi karena keputusannya tanpa melibatkan Exco PSSI.
Harpa menjelaskan Presiden Prabowo mengatakan kepada Erick Thohir, bahwa apa yang dilakukannya itu adalah bahaya.
"Ini bahaya loh. Kalau sampai gagal Anda bisa dihabisi," kata Harpa menirukan ucapan Prabowo ke Erick Thohir kala itu.
"Menurut cerita dari seorang sumber yang sangat kredibel. Bapak itu yakni Pak ET bilang, "Siap, Pak. Kalau perlu saya dipecat, saya siap". Katanya gitu," beber Harpa.
Keputusan Erick Thohir itu akhirnya terbukti tidak berjalan mulus.
Kluivert gagal mengangkat performa tim nasional dan diberhentikan PSSI pada 16 Oktober 2025 setelah hanya beberapa bulan menangani skuad Garuda.
Bung Harpa menilai kegagalan itu membuat PSSI kemungkinan besar kembali ke mekanisme lama.
Yakni pemilihan pelatih secara kolektif kolegial melalui penyaringan Badan Teknik Nasional (BTN) sebelum diputuskan oleh Komite Eksekutif (Exco).
Hal ini, kata Harpa, mirip dengan proses pemilihan Shin Tae-yong pada 2019.
Baca juga: Thomas Doll Eks Pelatih Persija Dianggap Cocok Latih Timnas Indonesia, Ini Profil Menterengnya
“Zainudin Amali pernah bilang, pemilihan tahun 2019 itu kolektif kolegial. BTN menyaring, lalu Exco musyawarah. Waktu Kluivert beda, itu lebih ke show of power. Sekarang sepertinya kembali ke pola kolektif,” tegasnya.
Ia menilai ini salah satu alasan mengapa proses pengumuman pelatih baru berlangsung lama.
Timur Kapadże Masih Berpeluang
Bung Harpa juga mengonfirmasi bahwa pelatih asal Uzbekistan, Timur Kapadže, sebenarnya sudah menunjukkan minat besar melatih Indonesia sejak sebulan lalu.
“Dia sudah bilang sangat terbuka. Setelah selesai dengan Uzbekistan akhir November, dia ingin melatih Indonesia,” ujar Harpa.
Menurutnya, kedatangan Kapadže ke Indonesia dua pekan lalu bukan agenda resmi PSSI.
Namun ia tidak menutup kemungkinan pembicaraan bisa terjadi di luar acara publik.
Harpa menyebut pola penunjukan Kluivert—yang dilakukan tanpa keterlibatan penuh Exco PSSI—sebagai langkah berisiko tinggi.
“He puts all stakes (dia mempertaruhkan semuanya-Red) dan ternyata tidak berhasil,” kata Harpa.
Kondisi itu, menurutnya, menjadi alarm bagi PSSI untuk tidak lagi mengambil keputusan sepihak dalam memilih pelatih timnas.
Meski Wakil Ketua Umum PSSI Yunus Nusi sempat menyebut lima nama calon akan diumumkan pada pekan ini, Bung Harpa meyakini prosesnya bisa lebih lama.
“Feeling saya, lewat November. Disaring dulu oleh Direktorat Teknik dan BTN, baru dibawa ke Exco,” ujarnya.
Pemecatan Shin Tae-yong pada Januari 2025 tanpa alasaan jelas meski ia membawa Timnas Indonesia U-23 tampil untuk pertama kalinya di Piala Asia U-23 dan menembus playoff Olimpiade serta maju ke babak ke III Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Penunjukan Patrick Kluivert sebagai pengganti STY menuai pro-kontra sejak awal karena rekam jejaknya dianggap belum cukup kuat.
Kegagalan Kluivert di babak Kualifikasi Piala Dunia dan buruknya performa tim akhirnya membuat PSSI mengakhiri kontraknya lebih cepat yakni pada 16 Oktober 2025.
Pengungkapan Bung Harpa soal peringatan Presiden Prabowo ke Erick Thohir menambah dimensi baru dalam polemik penunjukan pelatih timnas pada 2025.
Kini publik menunggu apakah PSSI benar-benar kembali ke mekanisme kolektif, serta siapa yang akhirnya dipilih untuk memimpin Timnas Indonesia memasuki kalender kompetisi 2026.
Kandidat Pelatih Timnas Indonesia Terkuat
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni, mengingatkan PSSI tidak terjebak pada nama besar dalam polesan CV belaka dalam memilih pelatih Timnas Indonesia.
Kusnaeni, menegaskan Timnas Indonesia membutuhkan pelatih berprofil tinggi yang mampu disegani para pemain skuad Garuda yang kini banyak merumput di Eropa.
Dengan lima nama asing yang masuk radar PSSI menurut Ketumnaya Erick Thohir ditambah kalender FIFA yang kian mepet, Kusnaeni meminta federasi bersikap rasional.
Yakni mencari pelatih yang kompeten, berprofil tinggi, dan memahami sepak bola Asia.
Ia menilai PSSI tidak boleh sekadar mengejar nama besar dalam menentukan pelatih baru Timnas Indonesia.
Menurutnya, pelatih ideal timnas harus memenuhi tiga syarat utama: kompetensi teknis, profil tinggi untuk dihormati pemain, serta kecocokan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial federasi.
Baca juga: Misteri Pelatih Timnas Indonesia Belum Terungkap, Akmal Marhali: Pilih yang Bawa Hoki
Dalam perbincangan dengan Kompas TV , Sabtu (22/11/2025) malam, Kusnaeni mengatakan pelatih timnas harus memiliki profil yang kuat agar mendapat respek dari pemain-pemain Indonesia yang kini banyak bermain di klub-klub Eropa.
“Pemain kita sekarang profilnya tinggi. Mereka main di klub-klub kuat di Eropa. Jadi pelatihnya harus punya profil yang tidak kalah tinggi supaya dihormati,” ujar Kusnaeni.
Sejumlah nama pelatih yang disebut berada dalam radar PSSI, menurut Kusnaeni, ada lima nama yang paling sering dibicarakan.
Yakni:
-Heimir Hallgrímsson – Mantan pelatih Islandia yang kini menangani Irlandia.
-Jesus Casas – Pelatih kepala Timnas Irak.
-Boyan Hodak – Pelatih Persib yang membawa timnya juara Liga 1 back-to-back.
-Timur Kapadze – Mantan pelatih Uzbekistan.
-Pelatih-pelatih asal Belanda, termasuk calon dengan CV tinggi seperti Giovanni van Bronckhorst.
"Ya, kita sudah mendengar nama-nama itu beredar di media sosial ya. Bahkan di media online juga sudah banyak sebut-sebut. Satu hal yang pasti, seorang pelatih tim nasional itu, samping dia sudah selesai dengan persoalan teknis, kualitas dan sertifikasinya harus sudah memenuhi syarat," kata Kusnaeni.
Namun yang terpenting katanya pelatih baru mesti memiliki profil tinggi yang disegani serta memahami sepak bola Asia.
Dari seluruh nama tersebut, Kusnaeni menilai Hallgrímsson memiliki profil paling tinggi.
“Kalau lihat profilnya, Helgrimson salah satu yang paling memenuhi syarat,” ujarnya.
Namun ia mengingatkan bahwa pilihan akhir tetap bergantung pada kecocokan visi dan kemampuan finansial.
Kusnaeni menegaskan PSSI harus fokus pada tiga faktor inti, yakni:
-Kompetensi teknis, rekam jejak, dan sertifikasi pelatih.
-Profil tinggi yang membuat pelatih disegani pemain.
-Kesesuaian antara kebutuhan timnas, standar pelatih, dan kemampuan finansial PSSI.
“Pelatih harus selesai dengan urusan teknis, punya CV yang kuat, dan profil yang tinggi. Tapi juga harus ada kecocokan harga dan kebutuhan timnas,” katanya.
Kusnaeni menjelaskan bahwa pelatih Eropa memiliki kelebihan karena memahami karakter pemain Indonesia yang kini banyak berkarier di benua tersebut.
Namun pelatih Asia juga memiliki kekuatan tersendiri karena lebih memahami dinamika kompetisi di kawasan.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
Prabowo
Presiden Prabowo
Erick Thohir
Prabowo Ingatkan Erick Thohir
Ketum PSSI
STY
Shin Tae-yong (STY)
Patrick Kluivert
Bung Harpa
Haris Pardede
| Kusnaeni Ungkap Ini Kandidat Terkuat Pelatih Timnas Indonesia: "Karena Pemain Kita Level Eropa" |
|
|---|
| Thomas Doll Eks Pelatih Persija Dianggap Cocok Latih Timnas Indonesia, Ini Profil Menterengnya |
|
|---|
| Radja Nainggolan Anggap Remeh Timnas Indonesia, Prediksi Sulit ke Piala Dunia Meski Ada Dirinya |
|
|---|
| Tiga Pelatih Top Ini Tertarik Tangani Timnas Indonesia, Agen Sudah Sodorkan Nama Mereka ke PSSI |
|
|---|
| Misteri Pelatih Timnas Indonesia Belum Terungkap, Akmal Marhali: Pilih yang Bawa Hoki |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/PRABOWO-INGATKAN-ERICK-Pe-040585.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.