Kabar Artis

Tompi Ungkap Pernah Ditawari Jadi Caleg Parpol Besar, Terpaksa Menolak Karena Lima Alasan Mendasar

Penyanyi Tompi ternyata punya pengalaman ditawari gabung parpol besar dan menjadi caleg. Dia menolak. Alasannya pun mendasar.

Penulis: Arie Puji Waluyo | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Ari Puji
CALEG PARPOL - Penyanyi dan musisi Tompi ternyata punya pengalaman saat ditawari jadi caleg parpol besar. Dia terpaksa menolak, karena ada lim alasan mendasar. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Setelah Aurelie Moeremans, Musisi Tompi berbagi cerita tentang pengalamannya yang sempat ditawari untuk terjun ke politik oleh sebuah partai di Indonesia.

Tompi mengatakan tawaran untuk terjun ke politik dilakukan partai kepadanya sejak dua periode lalu.

"Ini saat yang tepat untuk bercerita. Sejak dua periode pemilu lalu ada beberapa partai ternama yang menawarkan saya maju sebagai caleg," tulis Tompi dalam unggahannya di instagram, dikutip Wartakotalive.com, Senin (1/9/2025).

Baca juga: Dede Sunandar Dibantu Suami Irish Bella untuk Tebus Surat Tanah yang Digadai buat Modal Caleg

Karena memiliki hasrat untuk maju guna memperbaiki sebuah hal dan membantu orang, Tompi akhirnya menemui pihak partai besar itu dan tercipta lah sebuah dialog.

"Saya langsung bertemu dengan petinggi-petinggi beberapa partai. Saya pikir ada baiknya dengar saja dulu dan jajaki, pikirkan baru putuskan mau berlayar di kapal pilihan," tulisnya.

"Semua tawaran terdengar sungguh-sungguh. Hampir saya ketok palu maju," tambahnya.

Namun di menit akhir, pelantun 'Menghujam Jantungku' ini membatalkan niatnya berpolitik dan gabung ke dalam sebuah partai, karena ada beberapa hal.

Baca juga: Pesan Prabowo Subianto buat Caleg dan Cakada Gagal: Saya Perlu Waktu Lama jadi Presiden

Pertama, Tompi merasa belum selesai dengan diri sendiri secara finansial, ia takut hal tersebut jadi celah godaaan.

"Finansial ini, takut sekali ini menjadi celah godaaan untuk nggak konsisten jujur dan amanah," ujarnya. 

"Kedua, takut nggak sanggup bagi waktu konsisten antara pekerjaan sebagi dokter atau politisi," imbuhnya.

"Ketiga, melihat sistemnya saat itu, belum bisa dicerna akal sehat saya. Baru lihat dari luar belum masuk ke dalam. (Pendanaan kampanye, gaji, dan lain-lain)," tambahnya.

Poin keempat diakui Tompi menjadi sebuah hal berat, di mana ia harus tunduk dengan partai tempat ia bernaung ketika berpolitik.

"Engga kebayang masuk diajak mikir, tapi harus nurut ama apapun kata partai," ujarnya. 

"Untuk yang sering berurusan sama saya pasti paham, saya agak sulit kompromi dengan hal yang menurut saya keliru," terangnya.

"Bahkan di perkumpulan dokter untuk urusan medis pun saya dianggap sulit diatur, Iha kalo ada yang ngaco masak dipertahankan? UBAH LAH! Maaf ya, no kompromi," sambungnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved