Pendidikan
Festival Kebangsaan Digelar di USU, Ada Dialog Kebudayaan hingga Konser Musik Bareng Once dan Slank
Universitas Sumatera Utara (USU) bersama Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia menggelar Festival Kebangsaan.
Kegiatan beralih ke Gedung Rektorat Aula DLCB USU untuk penyelenggaraan Rector’s Expressions (REx) #2 yang mengangkat tema 'Inovasi Energi dan Rekonstruksi Budaya untuk Peradaban Berkelanjutan'.
Baca juga: Festival Kebangsaan Trisakti untuk Indonesia, Ketua Umum TUI: Wujudkan Visi SDM Komit dengan NKRI
Di forum ini, para pemenang Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Nasional kategori S1, S2 dan S3 mempresentasikan makalah mereka.
Kompetisi ini diinisiasi oleh MRPTNI sebagai bagian dari kegiatan REx.
Ada juga Dialog Interaktif yang melibatkan para rektor dan pimpinan berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Dialog ini menghadirkan keynote speaker dan narasumber otoritatif seperti Aris Marsudiyanto (Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Republik Indonesia), Dr Fadli Zon (Menteri Kebudayaan Republik Indonesia) dan Dr Dany Amrul Ichdan (Wakil Direktur Utama PT Mind ID).
Konser Musik
Festival Kebangsaan 'Gema Kampus' ditutup dengan Konser Musik Kebangsaan bertema 'Musik Perajut Jiwa' di Lapangan Mini Stadion USU.
Konser menampilkan rangkaian kolaborasi artistik—dari talenta regional D’Lanun, Alffy Rev bersama Once Mekel, Shanna Shannon dan Novia Bachmid, Ki Ageng Ganjur (KAG) dengan Once Mekel, Shanna, Dwiki Dharmawan dan Slank hingga sesi konser penuh Slank.
Konser ditutup dengan narasi kebangsaan yang disampaikan Dr Ngatawi Al Zastrouw.
Ketua MRPTNI, Prof Dr Ir Eduart Wolok menegaskan, generasi kampus bukan sekadar konsumen identitas, tetapi subjek produksi nilai-nilai kebangsaan.
Rektor USU, Prof Dr Muryanto Amin, mengatakan, kampus adalah ruang hidup kebangsaan, tempat karakter kebangsaan tidak dihafal, tetapi dipraktikkan melalui kerja akademik, riset, dan kreativitas.
Once Mekel menyebut, musik adalah memori kolektif yang membentuk rasa 'kita' sebagai bangsa.
"Musik adalah identitas emosional Indonesia, ia membentuk rasa kita sebagai bangsa," kata Once.
Kaka Slank menambahkan, kekuatan Indonesia tidak berasal dari keseragaman, tetapi dari solidaritas bersama.
Kaka Slank menegaskan, Indonesia kuat bukan karena kita sama, tapi karena kita saling jaga.
Alffy Rev menekankan, sound design bisa menjadi medium ideologi dan frekuensi nada dapat menjadi strategi kultural untuk membangkitkan kebanggaan nasional generasi digital.
"Sound design juga adalah statecraft, audio bisa mengubah sense of pride anak bangsa," kata Alffy Rev.
| Ubhara Jaya Tutup KCCI Taekwondo Class 2025, Wujud Penguatan Karakter dan Sportivitas Mahasiswa |
|
|---|
| Program Bahasa Inggris Gratis Buka Jalan Anak Muda Timur Tembus Pasar Kerja Global |
|
|---|
| 37.718 Anak di Kabupaten Bekasi Tercatat sebagai Anak Tidak Sekolah, Ini yang Dilakukan Pemkab |
|
|---|
| KJP Plus November 2025 Cair, 707 Ribu Siswa DKI Terima Bantuan Pendidikan |
|
|---|
| Masuk S1 UI Lebih Sulit dari S2? Ini Penjelasan Rektor Heri Hermansyah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Festival-Kebangsaan-jso.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.