Berita Nasional

PSI Meradang, Sebut Ketua Projo Budi Arie Setiadi Pengkhianat Jokowi

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebut Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebagai pengkhianat Joko Widodo (Jokowi).

Editor: Desy Selviany
istimewa
PROJO BUKAN JOKOWI -- Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa nama organisasi relawan yang dipimpinnya tidak memiliki kaitan langsung dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Menurutnya, kata Projo lahir jauh dari konteks personal dan justru memiliki akar makna yang lebih dalam secara linguistik. 

WARTAKOTALIVE.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebut Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebagai pengkhianat Joko Widodo (Jokowi). 

Tuduhan pengkhianat Jokowi itu diungkapkan Wakil Ketua Umum PSI Ronald A. Sinaga usai banyak kader Partai Gerindra di daerah menolak Budi Arie Setiadi masuk ke Gerindra.

Menurut pria yang karib disapa Bro Ron itu, PSI juga menolak Budi Arie Setiadi. Sebab menurutnya tidak ada gunanya menampung pengkhianat Jokowi.

"Partai di bawah naungan Presiden aja menolak dia, apalagi PSI. Tidak ada gunanya menampung pengkhianat Jokowi," ujar Bro Ron saat dikonfirmasi, Minggu (16/11/2025) seperti dimuat Tribunnews.com.

Menurut Bro Ron, kehilangan dukungan dari kelompok relawan dinilai menjadi konsekuensi dari pernyataan Budi Arie sebelumnya terkait posisi Projo.

Di mana Budi Arie menyebut bahwa Projo bukan singkatan dari Pro Jokowi. Pun Budi Arie Setiadi berniat menghapus lambang Jokowi di Projo yang sudah digunakan sejak tahun 2014 lalu.

"Disaat BA (Budi Arie) menyatakan Projo bukan Pro Jokowi, di momen itulah nilai branding personal dia hilang," tegasnya.

Diketahui selama 10 tahun ini logo Projo identik dengan siluet Jokowi sebagai Presiden ke-7 RI. 

Projo juga kerap identik disamakan dengan singkatan Pro Jokowi

Namun belakangan, saat Kongres III Projo, Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan akan mengubah logo organisasi masyarakat (Ormas) tersebut.

Budi Arie Setiadi mengaku akan mengubah logo Projo yang identik dengan wajah Jokowi untuk menghindari pengkultusan terhadap mantan Kepala Negara tersebut. 

Pun Budi Arie membantah bahwa Projo adalah singkatan dari Pro Jokowi melainkan Projo diambil dari bahasa sansekerta yang artinya negara dan dalam Bahasa Jawa Kawi yakni rakyat.  

Baca juga: Ditolak Banyak Pengurus Gerindra, Budi Arie Pasrah, Bantah Cuma Ingin Cari Perlindungan Hukum

Sehingga logo Projo juga akan diubah agar tidak terkesan mengkultuskan individu.

”Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu. Projo itu sendiri artinya adalah negeri dan rakyat. Jadi, kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya,” ungkapnya.

Budi juga menepis bahwa selama ini Projo diidentikkan dengan Pro-Jokowi. Dia berkilah, istilah itu kadung berseliweran di media karena dianggap lebih mudah dilafalkan. 

”Pro-Jokowi itu, kan, karena gampang dilafalkan aja, ya?” katanya.

Menurut Budi, transformasi Projo ini menjadi keniscayaan karena Indonesia saat ini menghadapi tantangan baru. 

Salah satunya adalah isu persatuan karena dia menilai saat ini masyarakat terpecah belah dan mudah diadu domba.

“Projo sudah mengawal pemerintahan Pak Jokowi dua periode. Kita saat ini menghadapi tantangan baru,”

“Ini tidak mudah geopolitiknya, tantangan globalnya, dan sebagainya, sehingga kami harus betul-betul (menjaga) persatuan nasional ini menjadi penting,” ungkapnya.

Kongres III Projo ini juga menurut rencana dihadiri Jokowi. Namun, Budi menyebut, Jokowi berhalangan hadir karena alasan kesehatan. 

“Ada pertimbangan tim dokter, Pak Jokowi tidak boleh menghadiri kerumunan,” ujarnya

Pernyataan Budi Arie ini disampaikan usai mantan anak buah Jokowi di itu memutuskan merapat ke Partai Gerindra.

Namun demikian, Budi Arie mendapatkan penolakan dari akar rumput Gerindra di daerah. 

Para kader Gerindra di daerah khawatir mantan anak buah Jokowi itu hanya sekedar mau menyelamatkan diri dari situasi politik saat ini.

Terlebih namanya sempat dikaitkan dengan kasus judi online yang sempat bercokol di Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) era Budi Arie Setiadi.

(Wartakotalive.com/DES/Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved