BBM Langka

Karyawan SPBU Shell Dirumahkan Akibat Kekosongan BBM Selama Dua Bulan

Stok BBM habis di SPBU Shell, karyawan dirumahkan. Mereka menjual kopi, minuman, dan donat demi tetap bertahan selama dua bulan terakhir

Kompas.com/Gilang
SPBU SHELL KOSONG - SPBU Shell di wilayah Jakarta mengalami kekosongan bahan bakar minyak (BBM), terutama jenis bensin. Banyak karyawan Shell yang akhirnya dirumahkan. (KOMPAS.com/Gilang) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) bensin di SPBU swasta telah berlangsung sekitar dua bulan. 

Kondisi ini membuat SPBU sepi karena mereka hanya menjual bahan bakar diesel yang jumlah konsumennya tak sebanyak pembeli bahan bakar RON 92 dan 95.

Sejumlah karyawan kena dampaknya. Salah satunya Clarissa telah bekerja selama 1,5 tahun di SPBU Shell di Jalan Ahmad Yani, Bekasi.

Sehari-hari, ia rutin menyapa pelanggan, mengisi bahan bakar, dan sesekali menawarkan kopi hangat dari toko kecil di samping pompa ketika bahan bakar habis.

Namun, kini situasinya sudah berbeda. SPBU jadi sepi dan pegawai pun tak sebanyak dulu.  

Clarissa, yang akrab disapa Caca, menjadi salah satu dari belasan karyawan yang dirumahkan.

Baca juga: Stok BBM Langka, Pegawai SPBU Shell Bekasi kini Dagang Kopi dan Makanan Ringan

Alasannya bukan karena kesalahan atau kinerja, melainkan dampak ekonomi yang belum sepenuhnya kembali normal serta stok bahan bakar yang tak kunjung memadai.

“Sekarang BBM belum normal. Banyak karyawan yang dirumahkan," ujar Caca, Minggu (2/11).

“Aku kena (kebijakan dirumahkan), Setelah normal mungkin bisa balik lagi," ujar Caca penuh harap.

Caca berharap bisa kembali bekerja setelah situasi kembali pulih. Selama stok BBM kosong, Caca dan rekan-rekannya tetap berusaha semaksimal mungkin meski kondisi BBM kosong telah menghentikan aktivitas utama mereka.

Para karyawan berinisiatif menjual produk lain yang masih tersedia seperti oli, kopi, dan barang kecil lainnya.

Mereka memasarkan produk tersebut lewat berbagai cara, mulai dari live streaming hingga memanfaatkan media sosial, bahkan langsung turun ke jalan.

Walau demikian, suasana SPBU swasta tersebut kini sepi. Pompa bensin berhenti beroperasi, dan para pekerja yang dulunya sibuk melayani pelanggan kini hanya berharap dengan doa.

Kehilangan penghasilan membuat mereka mulai mencari pekerjaan baru di tempat lain sembari menunggu kabar baik tentang normalisasi kondisi.

Caca mengungkapkan bahwa ada 13 orang karyawan di SPBU itu yang terkena imbas sama.

Baca juga: Shell Ogah Beli BBM Impor dari Pertamina, Juga Vivo dan BP-AKR, Karena Temukan Ini di Bahan Dasar

Mereka semua menanti hari di mana roda bisnis ini kembali berputar sehingga mereka bisa kembali bekerja, menyapa pelanggan, dan menikmati hari-hari produktif seperti sebelumnya.

Harapan besar pun diutarakan oleh Caca supaya keadaan cepat membaik sehingga dirinya dan para pegawai lain bisa tersenyum lagi di bawah langit SPBU yang kini terasa senyap.

Situasi serupa juga terlihat di SPBU Shell di Jalan Merpati Raya, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Para karyawan menjajakan minuman es kopi dan makanan ringan.

Di lokasi tersebut terdapat sebuah booth sederhana berupa meja cokelat dengan kaki hitam di dekat pintu keluar SPBU. 

Kotak pendingin merah berisi minuman matcha dan kopi dalam botol satu liter, serta minuman cokelat dalam ukuran lebih kecil, tertata rapi di atas meja.

Ada pula nampan berisi donat dengan berbagai varian rasa mulai dari cokelat hingga keju yang menggoda selera.

Di sana terpampang promo berupa harga spesial untuk satu liter kopi, dari Rp 120 ribu menjadi Rp 60 ribu. Sebuah tulisan motivasi pada kertas biru bertuliskan "BBM boleh kosong, tapi semangat kita harus selalu penuh!" turut memberi semangat kepada para pelanggan maupun karyawan.

Namun ketika dimintai keterangan lebih lanjut terkait alasan penjualan makanan dan minuman tersebut, pihak Shell enggan memberikan komentar. (m30/m37/m38)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved