BPKH

Cerita Bang Dul, Kepala BPKH yang Jatuh Cinta pada Keuangan Syariah Sejak Jadi Fund Manager

Kepala BPKH, Dr. Fadlul Imansyah, S.E., M.M., CIFP., AAK jatuh cinta' pada sistem keuangan syariah sejak jadi fund manager.

dok. Youtube Warta Kota Production
Kepala BPKH, Fadlul Imansyah dalam wawancara khusus bersama Wartakotalive.com di Kantor BPKH, Kuningan, Jakarta, Kamis (9/10/2025). Wawancara khusus ini tayang di kanal Youtube Warta Kota Production. 

“Yang paling saya ingat dari almarhum Bapak, beliau jujurnya minta ampun. Dulu, kalau ada barang dikasih orang, disuruh balikin sama Mama,” katanya mengenang.

Ia juga bercerita, meski ayahnya berstatus pejabat eselon tiga pada masa itu, ketika sang ayah meninggal, hanya meninggalkan rumah sederhana.

“Bapak nggak meninggalkan harta besar, tapi meninggalkan warisan kejujuran. Itu yang saya pegang sampai sekarang,” tegasnya.

Aktif di berbagai organisasi

Sejak duduk di bangku sekolah, Fadlul dikenal aktif di berbagai organisasi.

“Waktu SMP, dari empat organisasi, satu jadi ketua, tiga jadi wakil. Pernah jadi wakil ketua OSIS, jadi wakil komandan pencinta alam, hingga kuliah jadi wakil Senat, pokoknya organisasi terus. Mungkin saya memang banci tampil,” ujarnya sambil tersenyum.

Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan membuatnya terbiasa dengan tanggung jawab dan kepemimpinan.

“Kalau di rumah bengong malah sakit. Saya harus selalu aktif, karena itu yang bikin saya hidup,” ujarnya.

Menikah berdekatan dengan momen dekret Presiden Gus Dur

Di balik cerita kesuksesan karirnya, Fadlul memiliki cerita unik ketika momen pernikahannya dengan sang istri.

Fadlul menikah dengan teman lamanya pada 21 Juli 2001, sebuah tanggal yang diingatnya dengan baik karena berdekatan dengan momen politik penting, dekret Presiden Gus Dur.

"Jadi acara pernikahan saya di Manggala Wanabakti. Sementara Gus Dur kan dekretnya di gedung MPR kan, saat itu kondisinya banyak polisi dan tentara ada di situ," ucapnya.

"Malam sebelum nikah, saya dan istri sempat nangis di telepon. Takut besoknya nggak bisa nikah karena suasana politik waktu itu,” sambungnya.

Bagi Fadlul, sang istri adalah sosok yang sabar dan memahami perjuangan hidupnya.

“Mungkin dia tertarik karena melihat perjuangan saya. Kami sudah saling tahu perjalanan hidup masing-masing, jadi nggak bisa bohong satu sama lain,” tandasnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved