Sorak dan Tangis di Pangkalan Re’im, Warga Israel Sambut Kepulangan Sandera Hamas

WARTAKOTALIVECOM, TEL AVIV – Jalan menuju pangkalan militer Re’im di selatan Israel pada Senin (13/10) pagi dipenuhi lautan manusia.

Warga berbaris di sepanjang jalan, mengibarkan bendera biru-putih sambil menyanyikan lagu kebangsaan “Hatikvah”.

Beberapa menari, sebagian lain meneteskan air mata haru.

Mereka menunggu kepulangan para sandera yang selama dua tahun terakhir ditahan oleh kelompok Hamas di Jalur Gaza.

Suasana berubah emosional ketika konvoi kendaraan militer Israel melintas, membawa tujuh sandera pertama yang dibebaskan Hamas.

Sorak-sorai membahana, pelukan dan tangis pecah di antara keluarga yang telah lama menunggu kabar orang-orang tercinta.

“Kami tidak percaya ini benar-benar terjadi,” ujar seorang ibu yang anaknya termasuk dalam rombongan pertama yang dibebaskan.

Militer Israel dalam pernyataannya menyebut, ketujuh sandera tersebut telah dibawa ke pangkalan militer Re’im untuk menjalani pemeriksaan medis awal sebelum akhirnya diterbangkan dengan helikopter menuju sejumlah rumah sakit di Israel.

Di sana, mereka akan menjalani perawatan dan pendampingan psikologis setelah masa penahanan yang panjang di Gaza.

Pembebasan ini menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang menandai akhir dari perang dua tahun kedua pihak.

Dalam perjanjian tersebut, Hamas sepakat untuk membebaskan seluruh sandera yang mereka tahan ada sebanyak 20 orang,  sementara Israel melepaskan lebih dari 1.900 tahanan asal Palestina.

Kementerian Pertahanan Israel menyebut proses pertukaran dilakukan secara bertahap dan dengan pengawasan ketat oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

Setiap tahapan baru dijalankan setelah kedua pihak memberikan konfirmasi resmi mengenai status tawanan dan tahanan yang dibebaskan.

Kesepakatan ini menjadi titik balik penting setelah dua tahun konflik berdarah yang menewaskan ribuan warga di Gaza dan Israel.

Pemerintah Israel menyebut pembebasan para sandera sebagai “momen kemenangan kemanusiaan”, sementara pihak Palestina memandang pelepasan tahanan sebagai “buah perjuangan dan kesabaran panjang rakyat yang tertindas”.