Berita Nasional

DPR RI Bingung Pemerintah Tak Gandeng SPBU Swasta untuk Ciptakan BBM Murah

DPR RI bingung Kementerian ESDM tidak menggandeng SPBU swasta untuk membuat harga BBM yang lebih terjangkau. 

Editor: Desy Selviany
DPR RI
RAPAT DPR - Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Haryadi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan para bos SPBU swasta dan PT Pertamina Patra Niaga yang digelar di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (1/10/2025) 

WARTAKOTALIVE.COM - DPR RI bingung dengan Kementerian yang digawangi Bahlil Lahadalia ESDM yang tidak menggandeng SPBU swasta untuk membuat harga BBM yang lebih terjangkau. 

Seharusnya menurut DPR RI, dari pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempersulit para SPBU swasta untuk mendapatkan BBM lebih baik pemerintah menggandeng SPBU swasta

Hal ini demi menciptakan harga BBM yang kompetitif di masyarakat dengan kualitas yang baik. 

Hal itu diungkap Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Haryadi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan para bos SPBU swasta dan PT Pertamina Patra Niaga. 

Dalam rapat yang digelar di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (1/10/2025) itu DPR RI mencari tahu alasan para Badan Usaha (BU) SPBU Swasta ogah membeli BBM Impor dari Pertamina.

Alasannya ialah karena kualitas yang tidak sesuai kesepakatan di awal. 

Baca juga: DPR RI Blak-blakan Sebut SPBU Swasta Tengah Diisengin Pemerintah

Kemudian Bambang pun menganalogikan kebijakan yang diambil Bahlil tersebut seperti orang sama-sama jual nasi goreng namun beberapa tukang nasi goreng harus membeli beras di tukang nasi goreng lain. 

Pun sama halnya dengan kebijakan ESDM yang menolak menambah kuota BBM Impor untuk SPBU swasta dan memaksanya harus membeli dari Pertamina.

Hal ini tentunya kata Bambang sangat tidak adil lantaran BBM yang didapat sama-sama impor dari luar negeri. 

Seharusnya kata Bambang, ESDM menggandeng para SPBU swasta seperti Shell, AKR, dan Vivo untuk bekerjasama dengan Pertamina membangun kilang. 

Sehingga BBM yang masuk ke Indonesia bukan bahan jadi yang harganya sudah mahal. 

“Kalau mau ke depan ajaklah swasta-swasta itu bangun refinery atau mini refinery lah, kuotanya kasih ke mereka dan Pertamina ikut menikmati beberapa persennya,” jelasnya.  

“Jadi mereka dapat base fuel sejumlah investasi yang diberikan ke Indonesia,” tutur Bambang.

“Itu baru fair, jadi kita impornya impor crude, ini impor, impor minyak jadi,”

Refinery dalam BBM adalah kilang minyak, sebuah fasilitas industri kompleks yang mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk bernilai tinggi, termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti bensin, solar, dan minyak tanah, serta produk petrokimia lainnya yang digunakan sebagai bahan baku industri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved