Berita Nasional

Ini Permintaan Presiden Prabowo pada Badan Gizi Nasional supaya Tidak Ada Lagi Kasus Keracunan MBG

Presiden Prabowo Subianto meminta Badan Gizi Nasional (BGN) merekrut koki terlatih untuk mengolah menu MBG.

Instagram @lbj_jakarta
PROGRAM MBG - Foto ilustrasi makanan gratis. Presiden Prabowo Subianto meminta Badan Gizi Nasional (BGN) merekrut koki terlatih untuk mengolah menu MBG. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto meminta Badan Gizi Nasional (BGN) merekrut koki terlatih untuk mengolah menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Upaya itu dilakukan supaya tidak ada lagi keracunan MBG.

Hal ini disampaikan Presiden Prabowo saat memanggil Kepala BGN, Dadan Hindayana, Sabtu (27/9/2025).

Baca juga: Sikapi KLB Keracunan MBG di Indonesia, Pemerintah Tutup Dapur Makan Bergizi Gratis Bermasalah

Dalam siaran pers BGN, Kepala Negara menekankan pentingnya peningkatan tata kelola di setiap unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai pelaksana teknis pemberian MBG.

"Presiden menegaskan perlunya peningkatan tata kelola sekaligus memberi arahan agar setiap SPPG memiliki koki terlatih dan dilengkapi alat rapid test untuk memeriksa kualitas makanan," begitu siaran BGN.

Presiden juga menginstruksikan agar setiap SPPG dilengkapi alat sterilisasi ompreng atau food tray, filter air, serta CCTV yang terhubung langsung ke pusat.

Baca juga: Banyak Masalah dalam Pelaksanaan Program MBG, Prabowo Panggil Kepala BGN Setibanya di Indonesia

Prabowo berharap langkah-langkah tersebut dapat memperkuat kualitas layanan dan menjamin program pemenuhan gizi nasional berjalan lebih aman dan tepercaya.

Sementara itu, kepada Presiden, Dadan Hindayana melaporkan sejumlah kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi sepanjang pelaksanaan program MBG.

Dadan menjelaskan, pada periode 6 Januari hingga 31 Juli 2025, telah terbentuk 2.391 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan 24 kasus kejadian.

Baca juga: Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang Nangis, Minta Maaf soal Maraknya Kasus Pelajar Keracunan MBG

Sementara pada periode 1 Agustus hingga 27 September 2025, jumlah SPPG bertambah 7.244 unit, dengan 47 kasus kejadian.

"Data menunjukkan kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi karena SDM (sumber daya manusia) masih membutuhkan jam terbang," kata Dadan Hindayana.

Hingga saat ini, total SPPG yang telah beroperasi mencapai 9.615 unit dan telah melayani kurang lebih 31 juta penerima manfaat.

Dadan, yang merupakan ahli serangga dari IPB ini menambahkan, faktor lain yang memicu insiden tersebut meliputi kualitas bahan baku, kondisi air, serta pelanggaran terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP).

Akui Ada Kekurangan

Saat tiba di Tanah Air setelah merampungkan kunjungan kerja ke luar negeri, Sabtu (28/9/2025), Prabowo mengakui, program sebesar MBG wajar menghadapi kendala di awal.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved