Berita Nasional
Tips Dedi Mulyadi Agar Mahasiswa Tidak Disusupi Anarko Saat Unjuk Rasa
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan tips dan trik agar demo mahasiswa tidak mudah disusupi oleh para anarko
WARTAKOTALIVE.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan tips dan trik agar demo mahasiswa tidak mudah disusupi oleh para anarko yang sengaja mencederai aksi unjuk rasa.
Tips itu diberikan Dedi Mulyadi usai dugaan penyerangan kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) oleh pihak kepolisian pada Senin (1/9/2025) malam.
Dedi Mulyadi pun bertemu dengan sejumlah rektor di Bandung, Jawa Barat usai viralnya dugaan penyerangan aparat terhadap kampus di Bandung.
Aparat pengamanan diduga beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah kampus.
Namun aparat berdalih bahwa penembakan gas air mata itu lantaran mahasiswa terus menghujani aparat dengan bom molotov.
Dedi Mulyadi pun tidak mau berpihak kepada siapapun. Mantan Bupati Purwakarta itu memilih untuk mempercayai kedua sisi baik aparat dan mahasiswa.
Namun kata Dedi Mulyadi, sebagai mantan aktivis dia memang paham betul bahwa unjuk rasa kerap disusupi oleh anarko yang ingin mendiskreditkan aksi unjuk rasa.
Maka kata Dedi Mulyadi tipsnya ialah mahasiswa harus memiliki kode-kode khusus antarsesama agar tidak mudah disusupi oleh perusuh.
Sehingga apabila ada massa yang tidak memahami kode-kode tersebut maka bisa langsung diambil alih dan dikeluarkan dari barisan aksi.
“Kan ada manajemen pengelolaan demonstrasi ya, karena saya dulu aktivis jadi tahu, kemudian mereka biasa ter barikade, punya ciri-ciri, punya kode-kode jadi ketika ada penyusup langsung diambil alih dan dikeluarkan,” saran Dedi Mulyadi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Dilempari Mahasiswa Ketika Redam Massa Aksi di Bandung
Hal ini kata Dedi Mulyadi yang harus menjadi pekerjaan rumah (PR) para mahasiswa saat ini agar orang-orang yang hendak berbuat kriminal tidak ada ruang untuk memanfaatkannya.
Jangan sampai kata Dedi niat yang tulus justru terciderai dengan aksi anarkis yang dilakukan para penyusup.
“Nah jadi manajemen demonstrasinya harus terlatih dengan baik, jadi orang-orang yang berniat berbuat kriminal itu tidak punya ruang untuk memanfaatkan orang-orang yang punya pikiran jernih dan cerdas dengan provokasi yang mereka lakukan,” ujar Dedi.
Selain itu diharapkan aksi unjuk rasa juga hanya berlangsung hingga pukul 18.00.
Sebab unjuk rasa di malam hari memiliki potensi besar untuk disusupi perusuh.
Sebelumnya puluhan pendemo mengalami sesak napas dan luka-luka setelah unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar yang berujung insiden di sekitar Kampus Unisba dan Kampus Unpas, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam.
Pendemo yang mengalami sesak napas dan luka-luka tersebut ada dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Kemudian, mereka langsung ditangani di Kampus Unisba dan Unpas oleh tenaga medis dari berbagai universitas.
Rektor Unisba, Harits Nu'man mengatakan, saat demo pada 29 Agustus 2025, pihaknya telah menangani para pendemo sebanyak 208 korban dan 6 orang di antaranya harus dirujuk ke rumah sakit.
"Nah, yang tadi malam tidak lebih dari 62 korban karena memang waktunya pendek juga. Kalau tanggal 29 itu kan panjang di Gedung DPRD-nya, kalau kemarin cuma sampai jam 17.00 WIB, kemudian mereka balik " ujarnya saat ditemui di Kampus Unisba, Selasa (2/9/2025).
Dia mengatakan, mayoritas korban yang mengikuti aksi unjuk rasa tersebut mengalami keluhan kesehatan seperti sesak napas, dan sakit mata akibat terkena gas air mata, sedangkan yang terluka karena terkena pukulan.
"Kebetulan ada mahasiswa Unisba juga yang sobek di sini (pelipis) karena pukulan benda tumpul. Itu sudah ditangani oleh keluarganya dan saat ini sudah pulang," kata Harits.
Sementara Presma Unisba, Kamal Rahmatullah mengatakan, dari informasi yang diterimanya ada 10 tembakan gas air mata yang masuk ke depan gerbang kampus Unisba hingga akhirnya ada korban yang sesak napas.
(Wartakotalive.com/DES/Kompas Tv)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.