Demo
Komnas HAM Ungkap Ada 10 Korban Tewas dalam Aksi Demonstrasi, Diduga Karena Kekerasan Aparat
Komnas HAM Ungkap Ada 10 Korban Tewas dalam Aksi Demo Ricuh, Diduga Karena Kekerasan Aparat
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat ada 10 korban meninggal dunia dalam aksi demonstrasi yang terjadi pada akhir Agustus 2025, di berbagai wilayah di Indonenesia.
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah mengatakan data itu dihimpun berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan.
Menurut Anis, 10 korban tewas itu berasal dari empat daerah, yakni Jakarta, Makassar, Solo, dan Yogyakarta.
Baca juga: PBB Menduga Ada Pelanggaran HAM saat Menangani Aksi Demo, Pigai: Mereka Telat
Awalnya, Anis menyebut ada 11 orang yang meninggal dunia, namun dikoreksi kembali karena ada korban yang ternyata masih di rumah sakit.
"10 (korban jiwa) ya, yang satu orang Makassar masih dirawat di rumah sakit," kata Anis, saat dikonfirmasi usai konferensi pers di Kantor Komnas HAM RI, Selasa (2/9/2025).
Berikut adalah data korban meninggal dunia akibat aksi unjuk rasa pada 25, 28, 29, 30, dan 31 Agustus 2025 di sejumlah daerah:
1. Affan Kurniawan di Jakarta
2. Sari Nawati di Makassar
3. Sauful Akbar di Makassar
4. M. Akbar Basri di Makassar
5. Rusma Diansyah di Makassar
6. Sumari di Solo
7. Reza Sandy Pratama di Yogyakarta
8. Andika Lutfi Falah di Jakarta
9. Iko Juliarto Junior di Semarang
10. Korban di Manokwari dengan identitas masih sedang dikumpulkan oleh Komnas HAM.
Anis mengatakan, jumlah tersebut merupakan hasil monitoring Komnas HAM yang dilakukan sejak aksi unjuk rasa hingga hari ini.
"Komnas HAM menyampaikan keprihatinan mendalam karena aksi demonstrasi yang meluas di berbagai wilayah ini sudah menimbulkan banyak korban. Sejauh ini tercatat setidaknya 10 orang korban meninggal dunia," ujarya.
Menurut Anis, sejumlah korban tewas diduga karena mengalami kekerasan dan penyiksaan oleh aparat.
Baca juga: Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Sorot Cara Kerja Polisi, Dianggap Pemicu Demo Anarkis
"Beberapa di antaranya diduga kuat karena mengalami kekerasan dan penyiksaan aparat, ini masih kami selidiki dan penyebab-penyebab yang lainnya," tutur Anis.
Seperti diketahui unjuk rasa pada akhir Agustus 2025 merupakan aksi kekecewaan masyarakat atas kenaikan pendapatan anggota DPR-RI di saat perekonomian sedang lesu.
Unjuk rasa meningkat usai tragedi yang merenggut nyawa pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, karena dilindas kendaraan taktis Brimob.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf atas peristiwa tersebut dan menyesali kejadian itu.
Tujuh personel Brimob di dalam mobil itu pun kini tengah diproses etik.
Namun, gelombang unjuk rasa masih tetap terjadi menuntut keadilan bagi Affan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
Salsa Kecam Fitur Live TikTok di RI Sempat Mati, Ibarat Usir Semut Pakai Bom Nuklir, Tidak Bijaksana |
![]() |
---|
BEM UI Nyatakan Sikap, Salah Satunya Tuntut Pertanggungjawaban Presiden Prabowo |
![]() |
---|
PBB Menduga Ada Pelanggaran HAM saat Menangani Aksi Demo, Pigai: Mereka Telat |
![]() |
---|
Enam Polisi dan 13 Warga Terluka dalam Demo Ricuh di Mapolres Karawang, Seskab Teddy Besuk Korban |
![]() |
---|
Polres Metro Jaktim Bersama Driver Ojol Kerja Bakti Bersihkan Mapolres yang Dihancurkan Massa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.