Kesehatan

Lima Tips untuk Meningkatkan Fokus, Mood, dan Ketahanan Mental Agar Kemampuan Otak Tetap Optimal

Lima langkah praktis dan efektif untuk memperlambat proses penuaan kognitif, meningkatkan fleksibilitas mental dan memastikan otak tetap optimal.

Freepik.com
Lima langkah praktis dan efektif untuk membantu memperlambat proses penuaan kognitif, meningkatkan fleksibilitas mental, sekaligus memastikan otak Anda tetap optimal. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pernahkah Anda berhenti sejenak di tengah kalimat, berusaha mengingat kata yang tepat atau di mana meletakkan kunci?

Menurut Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife, Dr. Vipada Sae-Lao mengatakan, bahwa lupa sesekali seperti ini adalah bagian alami dari cara kerja otak yang mengatur berbagai tugas.

"Namun, seiring bertambahnya usia, pengalaman semacam ini bisa menjadi lebih sering karena kebutuhan sistem saraf kita yang terus berkembang,” ujar Dr. Sae-Lao dalam keterangan resmi, Jumat (10/10/2025).

Ia menambahkan, bahwa otak adalah pusat kendali tubuh manusia. Dari berpikir, mengingat, hingga mengambil keputusan, semua berawal dari kerja otak yang optimal.

"Meskipun hanya sekitar 2 persen dari massa tubuh kita, otak ternyata mengonsumsi hampir 20 persen energi tubuh, menandakan betapa tinggi aktivitas metabolik dan tuntutannya," ungkap Dr. Vipada Sae-Lao.

Hidup yang serba cepat membuat banyak orang harus terus-menerus menjalankan berbagai peran dan tugas sekaligus.

Tidak mengherankan jika riset membandingkan otak manusia dengan superkomputer yang mampu bekerja dengan kecepatan dan ketepatan luar biasa dalam menginterpretasi lingkungan.

Studi Global Burden of Disease (1990–2021) menyoroti adanya peningkatan gangguan otak di Asia, seperti stroke, migrain, Alzheimer, dan demensia lainnya.

Peningkatan ini berdampak pada meningkatnya angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, menjadikannya masalah kesehatan terbesar kedua di Asia setelah penyakit kardiovaskular.

Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.

Stroke juga termasuk salah satu penyakit paling serius dari segi pembiayaan, menempati peringkat ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, dengan pengeluaran menembus Rp 5,2 triliun pada 2023.

Dr. Vipada Sae-Lao menyebut, faktor genetika, paparan lingkungan, dan kebiasaan gaya hidup saling memengaruhi vitalitas otak, demikian juga perubahan terkait usia. 

Seiring bertambahnya usia penduduk Asia, pencegahan dan perawatan proaktif sangat penting untuk mendukung kesehatan kognitif secara menyeluruh.

"Kabar baiknya, riset menunjukkan bahwa otak tetap mampu belajar dan beradaptasi meski di usia lanjut, sehingga memungkinkan kita untuk menjalani tantangan baru dengan baik," ucapnya.

Dalam rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia, Dr. Vipada Sae-Lao membagikan lima langkah praktis dan efektif untuk membantu memperlambat proses penuaan kognitif, meningkatkan fleksibilitas mental, sekaligus memastikan otak Anda tetap optimal.

Vitalitas otak dimulai dari apa yang Anda makan

Nutrisi esensial dari pola makan yang sehat dapat meningkatkan performa mental dan kesejahteraan emosi, sekaligus melindungi sistem saraf yang menghubungkan otak dengan tubuh.

Menurut Dr. Vipada Sae-Lao, diet anti inflamasi mendukung kesehatan otak, antara lain mengonsumsi makanan kaya lutein, antioksidan nabati berwarna kuning yang terdapat pada bayam, kangkung, telur, dan alpukat.

"Lutein merupakan karotenoid utama yang membentuk 60 persen total karotenoid di otak, dikenal mampu meningkatkan fungsi kognitif dan menjaga kesehatan mata," ujarnya.

Selain itu, memperoleh asupan antioksidan dari buah segar seperti beri, anggur merah, apel, ceri, dan karotenoid dari sayuran seperti wortel, bayam, serta tomat, untuk membantu melindungi sel otak dari kerusakan akibat stres oksidatif seiring bertambahnya usia.

Mengonsumsi telur sebagai sumber protein baik dan vitamin juga pendukung memori, seperti vitamin B, D, dan E; kolin dalam telur mampu membantu mengatur suasana hati (mood) dan memori.

"Ditambah lagi omega-3 yang ditemukan pada ikan berlemak dan kacang-kacangan untuk meningkatkan kemampuan belajar," sebutnya.

Lebih lanjut, penggunaan minyak sehat seperti minyak zaitun dalam memasak dapat meningkatkan proses belajar dan memori.

Selain itu, perhatikan juga asupan kalori, karena lemak di sekitar perut bersifat inflamasi. 

"Banyak yang percaya inflamasi memicu penyakit otak seiring pertambahan usia. Hindari gula, garam, dan makanan olahan berlebihan," ungkap Dr. Vipada Sae-Lao.

Untuk memenuhi kebutuhan cairan, mengonsumsi teh hitam atau hijau yang diseduh baik guna meningkatkan antioksidan tubuh dan melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.

2. Gerakan melatih kognisi

CDC merekomendasikan orang dewasa melakukan minimal 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit intensitas berat setiap minggu untuk kesehatan otak optimal serta meningkatkan kebugaran secara menyeluruh.

Aktivitas fisik rutin terbukti mendukung fungsi kognitif, memperbaiki suasana hati, mengurangi stres, serta menurunkan risiko penurunan fungsi otak seiring bertambahnya usia.

3. Latih otak dengan tantangan baru

Otak membutuhkan tantangan yang merangsang fungsi kognitif.

Aktivitas membaca, bermain catur, mengisi teka-teki kata, mempelajari keahlian atau bahasa baru dapat menjaga kesehatan otak dan mengurangi penurunan fungsi akibat usia.

"Aktivitas yang melibatkan otak dapat mengaktifkan jaringan saraf, khususnya pada dewasa dengan gangguan kognitif," ujar Dr. Vipada Sae-Lao.

Nikmati juga kegiatan seperti berenang, memasak, melukis, atau tai-chi yang mendorong kewaspadaan dan pembelajaran berkelanjutan.

Selain itu, baik melalui spiritualitas maupun koneksi dengan alam, pandangan positif merupakan kunci kesejahteraan menyeluruh.

"Latihan mindfulness, yoga, atau meditasi bisa menjadi langkah awal yang sederhana," sebut Dr. Vipada Sae-Lao.

4. Kebiasaan bersih, pikiran jernih

Batasi paparan polutan seperti asap, jamur, dan kabut. Jagalah kesehatan mental dengan membatasi stimulasi berlebih dari layar dan lingkungan yang berantakan.

Jauhi kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau ketergantungan zat lainnya, karena diketahui berdampak buruk pada kesehatan otak.

5. Bangun jaringan sosial yang bermakna

Penelitian membuktikan bahwa jaringan sosial yang sehat dapat memperbaiki suasana hati, menjaga memori, serta mendukung kesehatan otak jangka panjang.

Interaksi sosial yang kuat dan dapat dipercaya berperan penting dalam memberikan dukungan emosional dan meningkatkan ketahanan mental.

Luangkan waktu berkualitas bersama teman dan keluarga secara rutin untuk memperbaiki memori dan memperlambat penuaan otak.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved