Kecelakaan

Tanggung Jawab Penuh, TransJakarta Bangun Ulang Empat Ruko yang Ditabrak Bus

Tanggung Jawab Penuh, TransJakarta Bangun Ulang Empat Ruko yang Ditabrak Bus di Jakarta Timur

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
KECELAKAAN - Kondisi ruko milik warga yang sebelumnya ditabrak oleh bus TransJakarta di Jalan Raya Stasiun Cakung, Jakarta Timur pada Selasa (14/10/2025). Kartinah (65) pemilik salah satu ruko menceritakan, usai peristiwa tempat tinggalnya ditabrak pada 19 September 2025 lalu, pihak TransJakarta memberikan dua pilihan, direnovasi atau diberikan uang. 

"Busway belok, motor ketabrak, terus nyangkut keseret terus posisi keseret itu belum jelas karena ga ada yang lihat," ucapnya pada Jumat (19/9/2025).

Dirut Transjakarta Klaim Angka Kecelakaan Turun

Angka kecelakaan atau accident rate Transjakarta turun berdasarkan data dari tahun 2022 hingga Agustus 2025 ini.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Welfizon Yuza dalam rapat evaluasi kinerja Transjakarta bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Tak hanya itu, fatality rate atau dampak fatal dari kecelakaan yang melibatkan armada bus Transjakarta masih bertahan di angka 0 persen.

“Dari tahun 2022 (accident rate) di angka 0,55; kemudian 2023 menjadi 0,5; dan di tahun 2024 secara konsisten turun menjadi 0,36 sampai Agustus 2025 di angka 0,32,” ucapnya dalam rapat itu, Selasa (23/9/2025).

Mengacu pada Peraturan Kementerian Perhubungan (Permenhub) Nomor 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum, accident rate dihitung dari jumlah kecelakaan per 100.000 kilometer.

Baca juga: Muhammadiyah DKI: Transformasi Perusahaan Air Harus Tingkatkan Layanan Publik

Mengacu pada data tersebut, maka terlihat angka kecelakaan yang melibatkan Transjakarta terus turun sejak 2022 lalu.

Meski demikian, nyatanya kecelakaan yang melibatkan armada bus Transjakarta kembali marak terjadi.

Sepanjang September 2025 saja, tercatat sudah ada tiga kecelakaan bus Transjakarta.

Terkait hal ini, Welfizon menyadari, angka statistik yang disampaikannya itu tidak akan dipedulikan masyarakat, mengingat kecelakaan masih kerap terjadi.

“Dari sistem manajemen dan statistik indeks accident rate dan severity rate terjadi perbaikan, tapi kami memahami bahwa publik tentu tidak terlalu peduli dengan angka statistik,” ujarnya.

“Pada saat terjadi sesuatu, ya itulah mungkin akan menjadi pemberitaan yang harus kami evaluasi dan kami respon,” sambungnya.

Untuk itu, Welfizon langsung bergerak cepat dengan menggandengkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk memitigasi kejadian kecelakaan yang melibatkan Transjakarta.

Hal ini dilakukan guna memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat saat menggunakan transportasi umum.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved