Berita Jakarta

Semakin Sepi Pembeli, Kondisi Ruko di Lantai 2 Pasar Slipi Memprihatinkan, Kosong dan Tampak Kumuh

Ada sejumlah surat pemberitahuan peringatan pembayaran yang juga terpasang di sejumlah rolling door tersebut.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nuriyatul Hikmah
SEPI- Suasana Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat tampak sepi pada Kamis (9/10/2025). Sejumlah kios tutup dan pemandangan kumuh terlihat di beberapa sudut 

 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah


WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Suasana sepi menyelimuti separuh area lantai 2 Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat. 

Meskipun aktivitas jual beli masih normal dilakukan, namun hilir mudik pembeli terlihat jarang di area ini.

Dibanding lapak-lapak pedagang, kios-kios kosong yang ditinggalkan penjual lebih banyak terlihat.

Kios-kios tersebut juga terlihat usang dan rolling doornya berkarat.

Bahkan, kios-kios yang berada di pojok pasar, nampak sudah rusak dan barang-barangnya ditumpuk sembarang.

Baca juga: Curhat Sri, Pedagang Pasar Slipi Soal Mahalnya Harga Cabai dan Bawang saat Ini

Tak jarang, hewan-hewan seperti tikus hingga kucing keluar masuk di area kios rusak nan lembab tersebut.

Ada sejumlah surat pemberitahuan peringatan pembayaran yang juga terpasang di sejumlah rolling door tersebut.

Sepinya pembeli itu juga dibenarkan oleh Sri (62), pedagang di Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.

Sri bahkan menjadi salah satu yang kehilangan lapak jualannya karena tak sanggup membayar uang sewa.

Baca juga: Pedagang Pasar Barito Suarakan Tolak Direlokasi, Pramono: Bismillah, Nanti Mau

"Dulu saya jualan kue kue kering, tapi bangkrut pas corona, jadi karena itu gak terlalu primer, jadi yang dipertahanin jualan sayurnya aja," ujar Sri saat ditemui di lokasi, Rabu (9/10/2025).

Menurut Sri, kebanyakan kios yang ditinggali itu merupakan bekas penjualan perabot dan barang-barang rumah tangga.

Namun setelah corona, semua kios tutup dan tersisa pedagang sayur mayur saja.

"Sekarang aja pedagang daging cuma 2, ikan segar 1, sisanya ya pedagang sayur," katanya.

Sri berpikir, sepinya Pasar Slipi lantaran pembelinya rata-rata orang yang sudah lanjut usia, sehingga sulit untuk mengakses pasar jika harus naik ke lantai 2.

Apabila dipindahkan ke bawah, Sri optimis hal tersebut bisa menarik orang-orang untuk kembali berbelanja ke Pasar Slipi.

"Soalnya Pasar Slipi enggak pernah sepi dulu, terus jadi sepi karena rata-rata yang beli itu udah sepuh, jadinya malas naik ke atas. Nyuruh anaknya pasti gak mau ke pasar," jelasnya.

"Mungkin kalau dipindah ke bawah baru ramai mungkin," pungkasnya.

Sementara itu, Fahri selaku Humas Pasar Jaya membenarkan jika pengunjung di Pasar Slipi, memang mengalami dinamika seiring dengan perubahan perilaku belanja masyarakat. 

"Saat ini banyak konsumen yang mulai beralih ke pola belanja digital. Namun, hal ini yang menjadi terus beradaptasi dengan tren tersebut," kata Fahri saat dihubungi Warta Kota, Kamis.

Kendati demikian, Fahri memastikan jika Perumda Pasar Jaya terus berkomitmen untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di Pasar Slipi melalui berbagai langkah strategis.

Pertama, melakukan eevitalisasi fasilitas pasar agar lebih nyaman, bersih, dan tertata rapih.

Dengan begitu, diharapkan dapat memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik bagi pengunjung.

"Kedua, mendorong digitalisasi pedagang, dengan mengadakan lomba digitalisasi, platform pembayaran secara cashless serta e-commerce, agar produk-produk di Pasar Slipi dapat diakses lebih luas," katanya.

"Tiga, menghadirkan kegiatan event ataupun bazar," pungkasnya. (m40)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved