Urban Farming
Urban Farming di Atap Masjid Cengkareng Jakbar, Warga Panen 60 Kg Sayur dan 90 Kg Buah
Kegiatan urban farming dilakukan jemaah di Masjid Al-Marifah, Cengkareng, Jakbar. Berkat ketekunan, atap masjid jadi menuai hasil.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Atap Masjid Al-Marifah, Cengkareng, Jakarta Barat, disulap menjadi area urban farming (pertanian perkotaan) yang bernilai ekonomi tinggi untuk masyarakat setempat.
Pantauan di lokasi, nampak sayur-sayur tumbuh subur di atas pipa-pipa hidroponik.
Begitupun dengan buah-buahan, tumbuh subur, meski berada di lahan seluas 200 meter.
Sayuran tersebut terdiri atas berbagai jenis, mulai dari kangkung, selada, pokcoy, dan lain sebagainya.
Baca juga: Luar Biasa, BKT Ikut Urban Farming Award 2026 Usai Disulap Jadi Kawasan Pertanian Perkotaan
Sementara buah-buahan yang ditanam, berupa pohon melon yang tumbuh secara hidroponik.
Ketua Kelompok Tani Masjid Al-Marifah, Irda Nur Ismi menyampaikan, area rooftop atau atap masjid itu dimanfaatkan untuk bercocok tanam oleh sejumlah kelompok tani yang juga jemaah masjid.
Mereka memulai ide tersebut saat masa Covid-19 dan berlanjut hingga menuai hasil saat ini.
Pasalnya menurut Irda, kala itu banyak jemaah masjid yang aktivitasnya terbatas karena adanya kebijakan work from home (WFH).
"Ya sudah akhirnya sebagai pengalihan aktivitas, ya kami bangun kebun ini. Awalnya kami bangun hanya satu instalasi hidroponik atau kurang lebih sebanyak 300 lubang tanam lah," kata Irda kepada wartawan, Senin (6/10/2025).
Baca juga: Sudin KPKP Kolaborasi UI, Kenalkan Urban Farming ke Pelajar Kepulauan Seribu
"Dan sekarang berkembang, pernah sampai di titik 8.000 lubang tanam. Cuma saat ini kaki kurangin hanya jadi sekitar 2.000 lubang tanam aja," imbuhnya.
Irda berujar, pihaknya memanfaatkan berbagai bahan daur ulang, mulai dari pipa paralon bekas, pompa air kecil, hingga bekas botol plastik.
Lewat media-media tanam tersebut, sayuran dan buah bisa tumbuh subur meski tanpa tanah.
Irda hanya perlu memastikan perawatannya rutin setiap hari dengan mengatur sirkulasi air dan mengecek kadar nutrisinya.

Dengan cara seperti itu, ada banyak sayuran dan buah-buahan yang bisa dinikmati petani kota, setiap bulannya.
"Alhamdulillah hasilnya setiap bulan itu kami bisa panen beberapa jenis sayuran ya. Kayak kangkung terus pokcoy itu kurang lebih untuk sayuran kami bisa panen sebulannya itu sekitar 50-60 kilogram sayuran," jelas Irda.
Selain sayur, Irda juga memanen buah seperti melon, dengan jumlahnya yang mencapai 90 kilogram.
Hasil panen tersebut, lantas dijual oleh poktan masjid kepada masyarakat.
Adapun uang yang dihasilkan, akan diputarkan lagi untuk operasional urban farming. Mengingat selama ini, Irda dan rekan-rekannya mendapatkan permodalan dari pemerintah melakui Suku Dinas KPKP.
Mereka juga membantu dalam memasarkan produk mereka agar bisa masuk ke pasar atau ritel modern.
"Hasil panennya itu kami masukkan ke dalam kas masjid. Tentunya setelah kita kurangi dengan bayar produksi dan lain-lain, ini juga sebagai bentuk penguatan kelembagaan ekonomi ya untuk masjid itu sendiri. Sehingga masjid-nya bisa jadi lebih berdaya-lah," jelas dia.
Di samping itu, Irda opstimis keberadaan hidroponik yang bernilai ekonomis tinggi ini bisa menjadi sarana edukasi positif untuk masyarakat.
Sebab lewat tempat ini, masyarakat bisa merasakan sensasi memetik buah melon dari pohonnya langsung.
Bahkan, ada warga yang sudah memesan buah-buahan sebelum masa panen tiba. Sehingga ketika buah sudah dipanen, masyarakat bisa langsung mengonsumsinya.
"Selalu repeat order (pesan ulang) terus-menerus, sehingga untuk segi pasar kami sudah tidak terlalu kesulitan," jelas Irda.
"Khusus untuk melon sendiri, karena ini kita baru 4 kali coba untuk panen melon, responnya lebih positif dibandingkan dengan sayuran," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta, Novy C Palit mengaku mendukung penuh kegiatan kelompok tani hidroponik ini. Menurutnya, di Jakarta Barat sendiri, sudah ada beberapa lokasi urban farming, termasuk di area kantor Wali Kota.
Karena itu, Novy berharap konsep pertanian perkotaan ini bisa memberikan stimulus bagi pembudidaya dan penggiat urban farming.
"Tujuannya guna mendukung program ketahanan pangan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang dicanangkan Bapak Presiden melalui program ketahanan pangan," ucap Novy.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
Luar Biasa, BKT Ikut Urban Farming Award 2026 Usai Disulap Jadi Kawasan Pertanian Perkotaan |
![]() |
---|
Pelopor Urban Farming di Jakarta, Sudin KPKP Jaktim Gelar Pasar Tumbuh Setiap Bulan |
![]() |
---|
Buat Urban Farming di Tengah Gedung Pencakar Langit, Warga Karet Tengsin Hasilkan Sayur Melimpah |
![]() |
---|
Pelajar SMAN 13 Jakarta Kembangkan Urban Farming, Budidaya Anggur di Area Rooftop Sekolah |
![]() |
---|
Panen Melon Varietas Unggul, Wali Kota Jakarta Utara Sebut Urban Farming Solusi Keterbatasan Lahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.