"Tunjangan rumah DPR 50 juta per bulan. Harga kos tadi dibilang 3 juta per bulan. Nah, sudah sama nih, per bulan," ungkapnya melingkari satuan bulan.
"Artinya, masuk duit 50 juta, keluar 3 juta untuk kos. Artinya apa? Dapat untung. Untung per bulannya 50 dikurangin 3 (sama dengan) 47 juta," jelas Jerome menjumlahkan perhitungan biaya sewa kos.
Perhitungan sederhana itu menurutnya sudah selesai.
Namun, hal yang membuat heran adalah Adies Kadir justr mengalikan uang ewa Rp 3 juta per bulan itu dengan 26 ari kerja.
Menurutnya, penjumlahan tersebut tidak setara.
"Kenapa harus dikali 26 hari kerja? bulan sama hari nggak boleh dikaliin. Kalau dikaliin, Rp 3 dikaliin 26, jadi Rp 78 juta per bulan. Itu artinya 3 juta per hari," jelas Jerome.
"Kalau 3 juta per hari, itu namanya bukan kos. Itu namanya hotel bintang 5, Pak," tegasnya.
Jerome menyesali pembelaan atas besarnya tunjangan anggota dewan yang disampaikan oleh Adies Kadir.
Sebab, menurutnya, tunjangan perumahan anggota dewan yang mencapai Rp 50 juta per bulan sangatlah besar.
Mengingat banyak guru, dosen hingga tenaga Kesehatan di pelosok Nusantara yang hidupnya kini justru dalam kesulitan.
"50 juta per bulan untuk tunjangan rumah. Sedangkan di luar sana banyak guru, dosen, tenaga pendidik, nakas. Nggak tau mau makan apa besok. Nggak tau dikali mana besok," ungkap Jerome.
"Bisa hidup atau nggak besok, nggak tau. GWS (Get Well Soon) deh," tutupnya.
Postingan Jerome Polin pun mendapatkan beragam komentar dari masyarakat.
Sebagian besar sepakat dengan Jerome Polin, sebagian lainnya menyampaikan kritik hingga cacian.
@widyanandalusia: DPR bisa ga sih diganti pakai AI aja? (bertanya dengan nada-nada cinta)