Berita Jakarta

Tak Hanya Bendera Merah Putih, Bendera One Piece Ikut Diburu Jelang HUT RI

Penulis: Nuri Yatul Hikmah
Editor: Dwi Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERNAK PERNIH HUT RI - Marno (32) pedagang bendera merah putih di Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat pada Rabu (6/8/2025). Tak hanya pernak pernih HUT RI, diungkapkannya banyak warga yang hendak membeli bendera One Piece.

Kendati demikian, Marno mengaku tak berminat jualan bendera tersebut sebab tak ada stok.

Ia juga takut akan terkena razia apabila nekat berjualan.

"Namanya baru 2 tahun, pernah sih ada Satpol PP, tapi sejauh ini belum ada razia," katanya.

Untuk diketahui, Marno menjual bendera untuk umbul-umbul 10 gelombang sebesar Rp 350.000, lima gelombang Rp 250.000, dan pernak pernik bambu serta ketupat 15.000.

Adapun jam tutup buka lapak Marno adalah mulai pukul 06.30 WIB - 17.30 WIB.

Gus Nadir Tanggapi Viral Bendera One Piece 

Dosen Fakultas Hukum Universitas Melbourne, Prof Nadirsyah Hosen, menanggapi fenomena viralnya pengibaran Jolly Roger, bendera One Piece yang muncul di berbagai tempat menjelang peringatan HUT ke-80 RI.

Dalam postingan Instagram pribadinya @nadirsyahhosen_official pada Rabu (6/8/2025), Nadirsyah menilai pengibaran bendera tersebut sebagai bentuk ekspresi sosial yang sebaiknya tidak buru-buru disikapi dengan ancaman pidana.

Melalui tulisannya berjudul 'Bendera Jolly Roger di Bulan Kemerdekaan', ia membandingkan momen ini dengan adegan dalam film Pirates of the Caribbean: At World's End.

Adegan itu menggambarkan momen ketika seorang anak kecil bajak laut hendak dihukum gantung.

Dalam adegan dramatis itu, seorang anak menyanyikan lagu 'Hoist the Colours” menjelang eksekusi, sebagai tanda perlawanan terhadap tirani.

Nyanyian itu pun akhirnya dinyanyikan oleh seluruh bajak laut lainnya yang akan dihukum gantung.

"Hoist the colours high… Never shall we die," tulis pria yang akrab Gus Nadir itu.

Baca juga: Fenomena Pengibaran Bendera Jolly Roger dalam One Piece di Momen HUT RI, Begini Kata Mabes Polri

"Suara anak itu lirih, tapi perlahan diikuti yang lain. Bukan nyanyian biasa-ini kode. Seruan diam-diam: kezaliman sudah melampaui batas. Sudah waktunya bersatu. Melawan,” tambahnya.

Menurut Gus Nadir, bendera bajak laut layaknya Jolly Roger kini bukan lagi sekadar simbol kekacauan, melainkan telah berubah menjadi simbol bagi kelompok yang merasa tidak diwakili.

Halaman
1234

Berita Terkini