Berita Jakarta

Evaluasi Penerapan Wolbachia untuk Berantas DBD Bakal Dilakukan Bulan Depan, Ini Targetnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NYAMUK WOLBACHIA - Penyebaran bibit nyamuk ber-wolbachia yang sudah diterapkan di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, bakal dievaluasi keefektifannya pada Mei 2025. (Ilustrasi)

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Penyebaran bibit nyamuk ber-wolbachia yang sudah diterapkan di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, bakal dievaluasi keefektifannya pada Mei 2025.

Diketahui, bibit nyamuk ber-wolbachia itu akan berubah menjadi nyamuk yang dapat mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sehingga, evaluasi yang akan dilakukan itu, akan berkaitan dengan kecukupan jumlah bibit nyamuk yang disebar.

"Mudah mudahan bulan depan sudah bisa dievaluasi lagi, populasi nyamuk yang sudah tersebar apakah sudah mencukupi atau belum," kata Kasudinkes Jakbar Erizon Safari kepada wartawan, Rabu (15/4/2025).

Hingga kini, proses penyebaran bibit nyamuk ber-wolbachia masih dilakukan di Kecamatan Kembangan. 

Khususnya, di 1.185 titik wilayah Kelurahan Kembangan Utara dan 1.180 titik di Meruya Utara.

"Masih Kembangan Utara dan Meruya Utara. Setelah itu nanti baru ke kelurahan lain di Kecamatan Kembangan," ujar Erizon.

Kendati demikian, Erizon memastikan jika penyebaran bibit nyamuk ber-wolbachia ini akan dilakukan di seluruh kecamatan wilayah Jakarta Barat.

Baca juga: Sudinkes Jakarta Barat akan Lanjutkan Penyebaran Nyamuk Wolbachia ke Kecamatan Lain

"Setelah semua kelurahan di Kembangan (Kembangan Utara, Meruya Utara, Kembangan Selatan, Meruya Selatan, Joglo dan Srengseng) dilakukan implementasi (penyebaran bibit nyamuk ber-wolbachia), akan dilanjutkan ke kecamatan lainnya di Jakarta Barat," kata Erizon.

Sementara itu, Pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat melalui Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) melaporkan jika tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya meningkat sejak awal tahun 2025.

Diungkap oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari, total ada 186 kasus DBD yang tercatat pada Januari 2025.

Jumlah itu terus bertambah pada Februari menjadi 211 kasus dan pada Maret menjadi 254 kasus.

"Demikian tren jumlah kasus DBD wilayah Jakarta Barat tiga bulan terakhir. Untuk April 2025, hingga tanggal 10 April pukul 12.30 WIB, baru tercatat 53 kasus," kata Arum kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

Menurut Arum, salah satu faktor yang paling memengaruhi eskalasi kasus DBD di Jakarta Barat adalah kelembaban.

"Berdasarkan prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), kesesuaian iklim untuk DBD pada Februari 2025, kelembaban udara mencapai 81 persen," jelas Arum.

Halaman
12

Berita Terkini