WARTAKOTALIVE.COM, KALIDERES - Tarif bus antar kota antar provinsi (AKAP) dipastikan tidak mendapatkan diskon dari pemerintah.
Pasalnya menurut Kepala Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Revi Zulkarnaen, hampir seluruh perusahaan otobus (PO) bus merupakan milik swasta.
Oleh karena itu, Revi meminta agar PO bus aktif mengumumkan harga tiket dan jenis pelayanan kepada calon penumpang.
Revi memprediksi, lonjakkan harga bus akan terjadi pada H-7 lebaran.
"Perusahaan PO bus tersebut wajib mengumumkan harga tiket dan jenis pelayanan yang diberikan, supaya masyarakat tahu juga bisa memilih moda transportasi mana yang akan dia naikin," kata Revi kepada wartawan di lokasi, Kamis (20/3/2025).
Menurutnya, PO bus perlu memasang imbauan berupa plang informasi harga kenaikan harga di loket-loket terminal.
Diketahui, ada dua klasifikasi atau jenis kenaikan tarif bus AKAP saat musim mudik lebaran, yakni tarif ekonomi dan tarif non ekonomi.
Untuk tarif ekonomi, kenaikan harga bus telah diatur oleh pemerintah pusat dengan hitungan per-kilometer.
"Tapi untuk tarif non-ekonomi, itu adalah tarif yang diserahkan kepada pasar atau perusahaan, tapi dengan syarat tidak boleh melebihi tarif batas atas atau tarif batas bawah," katanya.
"Tidak boleh lebih dari 135 persen," imbuhnya.
Sementara untuk tarif bus non-ekonomi, kenaikan tarif disebut disesuaikan berdasarkan kebijakan PO bus maaing-masing.
"Tergantung perusahaannya masing-masing ya. Ada yang 10 persen, sampai juga ada 20-30 % . Tapi itu tergantung juga nanti jenis pelayanan yang diberikan. Karena bus non-ekonomi itu jenisnya kan banyak. Ada yang eksekutif, AC 22, atau super eksekutif, atau sleeper bus," kata Revi.
"Tentunya makin bagus pelayanannya pasti harganya makin lebih tinggi daripada pelayanan yang lain," imbuhnya.
Per-hari ini, Revi menyampaikan bahwa jumlah penumpang di Terminal Kalideres, Jakarta Barat mulai mengalami peningkatan sekitar 10 persen.
Namun, peningkatkan tersebut diprediksi akan terus terjadi sampai hari H lebaran.