Update Soal Kepailitan PT Sritex, Kurator Gelar Rapat Kreditor Pertama, Ini Hasilnya

Editor: Dwi Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PT Sritex

Sejarah PT Sritex Pabrik Tekstil Terbesar di Asia Tenggara

Perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara PT Sritex bangkrut jelang akhir tahun 2024. 

Perusahaan yang terletak di Sukoharjo, Jawa Tengah itu terpaksa memutus hubungan kerja terhadap 11 ribu karyawannya. 

Lalu bagaimanakah sejarah PT Sritex Indonesia?

Dimuat Tribunnews.com Sritex asal Sukoharjo ini telah menjadi perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang memasok seragam militer untuk 35 negara, mulai dari Eropa, Asia hingga Timur Tengah.

Sritex lahir berawal dari kerja kerja keras H.M Lukminto, pada 1966.

Kala itu Lukminto melabeli Sritex sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah.

Awalnya di Pasar Klewer Solo diberi nama UD Sri Redjeki.

Lantas 1968, Lukminto akhirnya membuka pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo.

Lukminto memiliki istri bernama Susyana, keduanya menikah pada pada 26 Oktober 1969 di Kertosono.

Bersama sang istri itulah, mereka merantau ke Solo dan bersama-sama membesarkan kariernya di bidang tekstil.

Lukminto dan Susyana memiliki 5 anak.

Mereka adalah Vonny Imelda, Iwan Setiawan Lukminto, Lenny Imelda, Iwan Kurniawan, dan Margaret Imelda.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kelimanya memiliki saham di SRIL atas nama individu.

Yang terbesar Iwan Setiawan 109 juta (0,53 persen), Iwan Kurniawan 108 juta (0,52 persen), Vonny 1,8 juta (0,01 persen), serta Margaret dan Lenny masing-masing 1 juta (0,01 persen). 

Halaman
1234

Berita Terkini