Benjamin Netanyahu Tetap Tidak Puas Meski Sudah Membunuh Yahya Sinwar

Editor: Desy Selviany
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benjamin Netanyahu Tawarkan Bantuan Bahan Bakar Israel Untuk RS Al Shifa Agar Tak Berhenti Beroperasi

WARTAKOTALIVE.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap tidak puas meski sudah berhasil membunuh pimpinan Hamas Yahya Sinwar di kawasan Rafah, Gaza Selatan pada Rabu (16/10/2024). 

Netanyahu terlihat masih enggan menarik pasukan dari Gaza meski sudah berhasil membunuh tiga pimpinan Hamas. 

Bahkan seperti dimuat BBC pada Jumat (18/10/2024) Netanyahu menyebut bahwa kematian Yahya Sinwar bukanlah akhir, tetapi "awal dari akhir" perang satu tahun di Gaza.

Netanyahu juga memprovokator warga Gaza dengan menyebut bahwa Sinwar adalah penyebab kemalangan warga.

“Sinwar menghancurkan hidup kalian. Hamas tidak akan lagi menguasai Gaza," katanya. 

"Ini adalah awal dari hari setelah Hamas, dan ini adalah kesempatan bagi kalian, penduduk Gaza, untuk akhirnya membebaskan diri dari tiraninya,” ucap Netanyahu.

Selain itu IDF juga kini menargetkan Mohammad Sinwar.

Mohammad Sinwar diprediksi menjadi calon kuat pengganti kakaknya Yahya Sinwar sebagai pimpinan Hamas.

Sebelumnya Mohammad Sinwar adalah salah satu komandan senior dan veteran sayap bersenjata Hamas.

Ia lahir di kamp pengungsian Khan Younis pada 15 September 1975.

Mohammad Sinwar dianggap lebih tegas dari saudaranya, Yahya.

Di antara keahliannya bukan hanya memahami intelijen Israel dan taktik IDF, tetapi juga menyelaraskan kepentingan berbagai organisasi, dikutip dari The Jerusalem Post.

Sebagai informasi Yahya Sinwar telah memimpin kelompok Hamas sejak 2017.

Baca juga: Siapa Mohammad Sinwar yang Disebut Calon Kuat Pimpinan Hamas Baru?

Yahya Sinwar digambarkan oleh Israel, AS, dan Inggris sebagai dalang di balik serangan pada 7 Oktober saat para militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 orang.

Militer Israel mengatakan bahwa Yahya Sinwar adalah salah satu dari tiga militan yang terbunuh pada hari Rabu di Rafah, di bagian selatan wilayah tersebut.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari pun menjelaskan kronologi pembunuhan terhadap Yahya Sinwar.

Dia menyebut tiga pria bersenjata terlihat oleh tentara Israel berlari dari rumah ke rumah namun setelah ditembaki, mereka terpisah, dan Sinwar masuk ke sebuah bangunan sendirian.

Dari pantauan drone, sosok yang diduga Yahya Sinwar terlihat duduk di kursi.

Tentara masuk ke gedung itu dan menemukan Sinwar dengan rompi, senjata.

Letnan Kolonel Hertzi Halevi, kepala IDF, mengatakan pihaknya kemudian berhasil menangkap Yahya Sinwar.

"Kami katakan kami akan menangkapnya, dan kami berhasil menangkapnya. Dunia sekarang lebih baik tanpa dia."

Israel pun mengklaim genetik jasad yang dipegang oleh Israel cocok dengan sample gigi dan sidik jari yang dimiliki IDF.

 

Berita Terkini