Iran Tuding Israel Sengaja Meluaskan Konflik di Timur Tengah Karena Mulai Kewalahan Lawan Hamas

Editor: Desy Selviany
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penasihat Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Hojjat al-Islam Taeb

WARTAKOTALIVE.COM - Iran menuding Israel mencoba menarik konflik ke Timur Tengah lantaran sudah mulai kewalahan melawan Hamas.

Pernyataan itu disampaikan Penasihat Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Hojjat al-Islam Taeb usai kematian Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh.

Diketahui Iran mengamuk usai Israel membunuh Pimpinan Hamas di wilayah Iran.

Hojjat al-Islam Taeb seperti dimuat kantor berita Iran, IRNA, Minggu (4/8/2024) mengatakan bahwa tindakan Israel yang sengaja membunuh pimpinan Hamas di wilayah Iran sebagai bentuk konfrontasi dari negara zionis tersebut.

Ia berpendapat, Israel ingin menyeret sekutunya, Amerika Serikat (AS) untuk memperluas perang di kawasan tersebut setelah mengalami kekalahan melawan Hamas di lapangan.

“(Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu ingin mengubah kekalahannya melawan Hamas menjadi perang regional, dan membawa Amerika ke dalam perang," katanya.

Dia menekankan bahwa era hegemoni Amerika Serikat telah berlalu dan kebijakan-kebijakannya tidak dapat memberikan efek jera.

Maka dari itu, Iran mengaku siap meladeni Israel. Namun demikian, Hojjat tidak mengungkapkan kapan serangan balasan tersebut akan dilancarkan.

Baca juga: Iran Disebut Bersiap Lawan Israel, Sudah Dapat Pasokan Rudal dari Rusia

Hojjat hanya memastikan serangan balasan itu akan mengejutkan pihak Israel dan tidak pernah disangka-sangka.

“Operasi yang dirancang untuk membalas darah syahid Ismail Haniyeh akan menjadi hal baru dan mengejutkan," kata Hojjat al-Islam Taeb.

“Skenario yang dirancang untuk membalas darah syahid Ismail Haniyeh adalah salah satu skenario yang tidak dapat dibaca," lanjutnya.

Penasihat Panglima IRGC itu juga mengatakan Israel sedang menghadapi kepanikan sosial karena tidak mengetahui apa yang direncanakan Iran.

“Situasi sosial entitas Zionis (Israel) bermasalah karena mereka tidak mengetahui skenario Iran, dan tidak ada yang berinvestasi di Israel secara ekonomi, dan modal meninggalkan wilayah tersebut,” kata Hojjat al-Islam Taeb, merujuk pada meningkatnya jumlah perusahaan yang bangkrut di Israel sejak 7 Oktober 2023, yang kini mencapai 46.000 perusahaan.

Meskipun belum ada komentar langsung mengenai pernyataan Penasihat Garda Revolusi Israel, para pejabat Israel sebelumnya mengatakan siap menghadapi skenario apapun terkait hal ini.

Israel sedang menunggu tanggapan militer dari Iran, Hizbullah dan Hamas setelah Israel membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr pada Selasa (30/7/2024) di Beirut, Lebanon dan membunuh Ismail Haniyeh di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024).

Berita Terkini