Imlek

Manfaatkan Momen Imlek Komunitas Jelajah Budaya Keliling Vihara di Kawasan Tamansari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan ajak anggotanya berkunjung ke klenteng/vihara bersejarah di Kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (10/2/2024).

WARTAKOTALIVE.COM, TAMANSARI - Komunitas Jelajah Budaya memanfaatkan momen perayaan Imlek 2024 untuk berkunjung ke sejumlah vihara di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (10/2/2024).

Komunitas ini merupakan penggiat sejarah di Indonesia dan sering melakukan kunjungan ke tempat bersejarah setiap bulan.

Ketua Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan menjelaskan, komunitas ini sudah terbentuk sejak tahun 2003 silam.

Hari ini, dirinya mengajak 35 anggotanya untuk melakukan jelajah Kota Tua dengan memanfaatkan momen perayaan Imlek 2024.

"Kami tadi berkumpul di stasiun Kota Tua, kami ingin melihat momen perayaan Imlek, Gong Xi Fa Cai atau tahun baru masyarakat Tionghoa," tuturnya, Sabtu (10/2/2024).

Kartum menjelaskan, kunjungan pertama Komunitas Jelajah Budaya adalah Pasar Pagi Asemka, kawasan Pecinan Glodok. 

Baca juga: Ibadah Imlek 2024 di Vihara Dharma Bakti Bakar Dupa dan Uang Jinzhi untuk Para Dewa

Sebab, kata Kartum Di sana banyak pedagang yang menjual pernak-pernik Imlek.

Kemudian Kartum dan teman-temannya melanjutkan ke jalan Petekoan atau yang saat ini dikenal kawasan Pantjoran Tea untuk melihat bangunan sejarah.

"Di sana juga mengunjung klenteng, ada Klenteng Budi Dharma, ada Klenteng Ariya Marga dan kami melihat sejarah organisasi Tionghoa pertama di Indonesia yaitu Hwee Koan," jelasnya.

Setelah itu, Kartum melanjutkan perjalanan ke kawasan Toko Tiga, Petak Sembilan, dan berkunjung ke Klenteng Toa Se Bio atau yang saat ini dikenal Vihara Dharma Jaya.

Setelah dari Vihara Dharma Jaya, Kartum dan komunitasnya melanjutkan kunjungan ke Gereja Santa Maria de Fatima.

Bangunan gereja ini dinilai unik oleh Kartum karena tempat ibadah umat agama Kristen bentuknya seperti klenteng atau vihara.

"Nanti kami juga akan mengunjung Vihara Dharma Bakti yang kebetulan ini juga bangunan sejarah dan sudah masuk cagar budaya," imbuhnya.

Alasan dirikan Komunitas Jelajah Budaya

Kartum sejak muda sudah suka dengan sejarah yang ada di Indonesia.

Ia pun sering mengunjungi sejumlah bangunan, lokasi atau kawasan yang punya sejarah panjang.

Latar belakang pria berkaos merah ini adalah lususan S1 dan S2 Pendidikan Ilmu Sejarah serta Arkeologi Universitas Indonesia.

"Bagaimana ilmu yang saya dapatkan ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengetahui sejarah dan budaya," tegasnya.

Baca juga: Enggan Dipolitisasi, Vihara Boen Tek Bio Tiadakan Pertunjukan Barongsai saat Tahun Baru Imlek

Menurut Kartum, setiap bulan dirinya selalu membuka perjalanan menjelajahi sejarah dan budaya berpindah-pindah lokasi di seluruh Indonesia.

Akhir Februari 2024 nanti atau tepatnya 15 hari setelah perayaan Imlek, Kartum dan komunitasnya bakal pergi ke Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Pria bertopi hitam ini menjelaskan, Lasem Tiongkok Kecil ada bangunan bersejarah yaitu Klenteng Cu An Kiong yang beediri di abad ke-13 masehi.

"Lasem ini dikenal sebagai Tiongkok kecil, di sana kami akan melihat banyak bangunan Tionghoa bersejarah dibandingkan di Jakarta," tuturnya.

Kartum berharap, Indonesia tetap bisa menjaga toleransi tinggi supaya budaya di Indonesia tetap terjaga.

Ia menceritakan, perayaan Imlek di Indonesia sempat dihentikan pada tahun 1970an atau saat era Presiden Soeharto.

Kemudian, jelas Kartum saat Abdurrahman Wahid alias GusDur menjadi Presiden tahun 2000an, perayaan Imlek kembali diperbolehkan demi menjaga toleransi persatuan dan kesatuan NKRI.

"Sebelumnya, banyak masyarakat yang takut-takut datang ke klenteng, kini sudah lebih terbuka dan ramai," terangnya.

"Harapannya, dengan adanya kegiatan ini supaya masyarakat bisa tahu bagaimana keberagam umat beragama di Indoneaia," tambahnya. (m26)

Berita Terkini