Pilpres 2024

Melki Sedek Huang Rontok dari Kursi Ketua BEM UI, Sehari Sebelumnya Ajak Latihan Debat Gibran

Editor: Valentino Verry
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melki Sedek Huang akhirnya lengser dari kursi Keta BEM UI. Dia dituduh melakukan kekerasan seksual. Selama ini, Melki sangat keras pada pemerintah dan Gibran.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Publik dikejutkan oleh berita buruk dari Melki Sedek Huang, mantan Ketua BEM UI.

Selasa (19/12/2023) siang secara mendadak BEM UI menonaktifkan Melki Sedek Huang karena diduga lakukan kekerasan seksual.

Hal ini menjadi menarik, mengingat pada Senin (18/12/2023), Melki Sedek Huang pergi ke Solo, Jawa Tengah, gabung bersama rekan-rekan mahasiswa lain untuk ajak Gibran Rakabuming Raka latihan debat.

Baca juga: Ketua BEM UI Dihentikan Sementara, Dugaan Kekerasan Seksual Sempat Viral di Medsos

Mereka mengajak Gibran berlatih debat secara tulus, mengingat pada Jumat (22/12/2023) malam, akan digelar debat cawapres yang diselenggatakan KPU RI.

Acara yang sangat dinanti masyarakat ini akan menampilkan tiga cawapres yakni Muhaimin Iskandar, Gibran dan Mahfud MD.

Mereka akan berdebat soal perekonomian, dan disiarkan langsung oleh televisi dan radio nasional.

Akan tetapi, belum sampai pada acara debat cawapres itu, Melki Sedek Huang sudah rontok dari kursi Ketua BEM UI.

Diketahui, tudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.

Baca juga: Ketua BEM UI Diduga Diintimidasi Aparat, TPN Ganjar Geram: Tanda-tanda Mendekati Orde Baru 

Pada unggahan itu tertera keterangan bahwa Ketua BEM UI melakukan kekerasan seksual.

“ALERTA!!! KABEM UI 2023 ngelakui KEKERASAN SEKSUAL (?)” tulis cuitan tersebut.

Dalam cuitan tersebut juga terpampang surat penonaktifkan Melki.

Terkait penonaktifannya sebagai ketua BEM UI, Melki Sedek Huang akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi.

"Sampai hari ini saya yakin enggak pernah melakukan hal (kekerasan seksual) tersebut," tegas Melki kepada Kompas.com, Selasa (19/12/2023).

Baca juga: Marak Serangan Buzzer Puan Maharani, Ketua BEM UI: Kami Tidak Memusingkan

Ia juga mengaku belum menerima penjelasan dari pihak-pihak terkait soal dugaan kekerasan seksual ini.

"Saya juga belum pernah dapat surat pemanggilan atau pun penjelasan dari pihak-pihak yang ada, bahkan saya belum mengetahui kronologi dan yang melaporkan," ucap Melki penuh kebingungan.

Namun, ia memastikan akan koperatif terkait segala proses yang diperlukan ke depannya.

"Wakil Ketua BEM UI menyatakan bahwa penonaktifan itu dibuat sebagai prosedur resmi untuk penanganan kasus," ujarnya.

"Saya akan hargai dan ikuti proses yang ada karena saya siap mengikuti dan membuktikan semuanya," imbuhnya.

Saat dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua BEM UI Shifa Anindya Hartono menegaskan, saat ini Melki belum terbukti melakukan kekerasan seksual.

"Izin menegaskan, Melki di sini belum terbukti melakukan kekerasan seksual ya, karena proses investigasi masih berjalan. Mohon untuk menghargai proses yang sedang berlangsung," kata dia kepada Kompas.com.

Shifa juga meminta agar publik menghormati ruang aman untuk korban.

"Terakhir, mohon untuk menghormati ruang aman untuk korban dengan tidak bertanya identitas korban dan kronologi dari kasus tersebut," ujar Shifa.

Namun, dalam surat peraturan BEM UI Nomor 1 tahun 2023, tidak tercantum keterangan berapa lama penonaktifan Melki Sedek Huang.

Saat ini segala hal yang berkaitan dengan proses administrasi dan kepentingan lainnya yang mengharuskan keterlibatan Melki Sedek, akan dialihkan dan digantikan oleh Shifa Anindya Hartono selaku Wakil Ketua BEM UI Periode 2023.

Melki Kerap Diteror

Sebelumnya, Melki Sedek dan keluarganya di Pontianak kerap diteror, seperti didatangi sejumlah orang yang mengaku sebagai aparat hukum.

Menurut Melki, saat orang-orang tersebut datang, mereka tidak membeberkan dari satuan mana, hanya mengaku sebagai aparat.

"Paling parah ibu saya di rumah Pontianak, didatangin sama orang berseragam TNI sama polisi," ujarnya.

"Ditanya-tanyainlah kebiasan Melki di rumah ngapain, ibu saya itu kalau balik ke rumah pernah balik malam enggak, balik jam berapa," ucapnya.

"Ya menanyakan kebiasaan orang-orang di rumah," imbuh Melki kepada Tribunnews.com, Kamis (9/11/2023).

Tak hanya keluarganya, Melki juga memperoleh kabar adanya orang yang datang ke SMA Negeri 1 Pontianak, tempat dirinya bersekolah.

Kabar tersebut diperoleh Melki dari gurunya di sana.

Melki mengungkapkan orang tersebut bertanya soal kebiasaannya saat masih bersekolah di sana.

"Sampai sekarang masih wait and see sih," ujarnya.

Bahan Kampanye Capres

Sebelumnya, capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyinggung kasus intimidasi yang dialami Ketua BEM UI Melki Sedek Huang dalam debat capres 2024 perdana.

Dalam debat capres, Ganjar mengatakan Melki merupakan salah satu korban intimidasi aparat hukum karena berani melontarkan kritik. Padahal menurut dia, selama ini demokrasi sering digaungkan untuk dijaga.

Melki pun menanggapi pernyataan Ganjar itu.

Ia berharap kasusnya tak sekadar dijadikan bahan kampanye.

"Semoga semua kasus intimidasi yang terjadi pada saya dan semua orang yang mengkritisi pemerintah akhir-akhir ini tidak sekadar jadi bahan kampanye," kata Melki saat dihubungi, Selasa, 12 Desember 2024.

Melki mengatakan momen debat Capres 2024 malam ini diharapkan capres memahami betul bahwa represi adalah bentuk dosa besar. Ia pun meminta kandidat Capres berani berkomitmen untuk tidak antikritik dan melindungi kebebasan berekspresi.

"Melindungi semua masyarakat, termasuk yang mengkritisi keras Presiden terpilih nantinya," katanya.

Ia menilai dalam penyampaian gagasan tentang hukum malam ini, para capres memiliki komitmen tentang demokrasi karena bicara banyak tentang intimidasi orang-orang yang mengkritik pemerintah.

Tantang Gibran Latihan Debat

Puluhan mahasiswa yang tergabung dari berbagai kampus, menggeruduk kantor Balai Kota Solo, Senin (18/12/2023) sore.

Mereka datang untuk menantang putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka latihan debat.

Para mahasiwa menganggap Gibran tak mumpuni sebagai calon pemimpin bangsa, karena itu harus dites lewat debat.

Sayang, Gibran yang masih berusia 36 tahun itu tidak meladeni permintaan ajakan latihan debat dari mahasiswa tersebut.

Para mahasiswa pun mencap Gibran tak demokratis karena tidak menanggapi ajakan tersebut.

Ketua BEM KM Unisri Raafila Anbiya pun kecewa dengan ketidakhadiran Gibran.

Ia mempertanyakan sikapnya terhadap demokrasi jika kritik semacam ini tidak ditanggapi.

“Kita kecewa, ternyata tidak demokratis sekali. Kalau secara etika harusnya bekerja, harusnya ada di kantor," ucap Raafila.

"Harusnya dia tahu, ada demonstrasi menyambangi kami. Menanggapi isu yang kita lemparkan. Kami kecewa tidak dihadiri dan tidak ditanggapi,” imbuhnya.

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang pun mempertanyakan ketidakhadiran putra sulung Presiden Jokowi tersebut.

Apalagi saat ini Gibran tidak sedang dalam masa cuti.

“Mas Gibran kan belum cuti. Seharusnya orang belum cuti masih bekerja," tegasnya.

"Harusnya kami datang ke kantornya di Balai Kota, beliau masih bekerja. Masak dia tidak melihat ada demonstrasi di sini,” ungkapnya.

Aksi digelar sekitar pukul 16.17 WIB di Plaza depan Balai Kota Solo.

Hingga aksi selesai digelar, Gibran tidak kunjung datang.

“Kalau tidak ada itikad baik untuk keluar, artinya tidak ada itikad baik untuk berdialog dengan mahasiswa yang hari ini mengkritisi pencalonan beliau,” tandas Melki.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Berita Terkini