Piala Dunia U17 2023

Tukang Pijat Rohimin Beberkan Kebaikan Pelatih Timnas U-17 Bima Sakti, Ajak ke Mal & Temani Pacaran

Penulis: Domu D Ambarita
Editor: Sigit Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rohimin (kiri), eks tukang pijat Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto dan kawan-kawan di klub Pelita Jaya tahun 1997 sedang mendampingi Asmani, istri yang tengah dirawat di RS Hermina Depok, Senin (4/12/2023)

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Indonesia telah selesai menggelar Piala Dunia (PD) U-17 2023 pada 10 November hingga 2 Desember 2023.

Timnas Jerman U-17 menjadi juara PD U-17 2023 setelah mengalahkan Prancis lewat drama adu penalti 2-2 (4-3) di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah. Sabtu (2/12/2023) malam.

Sementara, Timnas Indonesia U-17 hanya mampu menyelesaikan babak penyisihan di Grup A dengan finish di posisi ketiga dengan raihan dua poin dari dua hasil imbang dan satu kali kalah.

Timnas Indonesia U-17 yang tampil di PD U-17 2023 dilatih oleh Bima Sakti.

Berbicara soal Bima Sakti, ada seorang yang mengenal dekat dengan sang pelatih.

Orang itu adalah Rohimin (52), tukang pijat pemain Pelita Jaya.

Tukang pijat tuna netra itu mengatakan bahwa dirinya tidak bisa melupakan kebaikan Bima Sakti.

"Saya susah melupakan Bima Sakti. Dia baik orangnya,” kata Rohimin saat berbincang dengan Wartakotalive.com, Tribun Network di rumah kontrakannya di Jalan Tifa Raya, Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, pekan lalu.

Baca juga: Indonesia Sulit Lolos ke Babak 16 Besar PD U-17 2023, Bima Sakti Serahkan Nasibnya kepada PSSI

Rohimin berujar bahwa selain jadi tukang pijat pemain Pelita Jaya, dia juga pernah menjadi tukang pijat beberapa pemain Timnas Indonesia.

"Seperti Ansyari Lubis, pemain nasional. Juga Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Eko Purjianto, Gusnedi Adang, mantan pemain Primavera yang bergabung Pelita Jaya, dan timnas,” ujar Rohimim.

Selain sering memijat Bima Sakti dan kawan-kawan, Rohimin masih ingat dengan kebaikan Bima Sakti.

“Saat waktu senggang, Mas Bima Sakti ajak saya pergi. Kadang ke mal, kadang juga menemani dia pacaran. Maaf ya mas Bima, saya bongkar nih rahasianya. Hahahah… Mas Bima baik, dia mau menuntun saya dengan kondisi begini (tunanetra, Red). Memang baik. Tidak sombong dia. Itu yang membuat saya, tidak bisa melupakannya,” kenang Rohimin.

"Yang paling saya ingat Bima Sakti. Habis makan, dia ajak saya pergi. Dan dia tidak malu-malu. Saya duduk di samping dia. Ke masjid juga dia ngajak. Dia gandeng saya. Orang baik dia, makanya kariernya jalan terus," terang Rohimin.

Ketika Bima Sakti dan kawan-kawan menang bertanding membela Pelita Jaya, maka tukang pijat pun kebagian rezeki.

Para pemain urunan kumpulkan uang, lalu diberikan kepada Rohimin.

Baca juga: Piala Dunia U-17, Ada Genangan Air di Stadion JIS, PDIP: Cukup Mencoreng Wajah Kita

“Saya pernah dapat Rp 100.000. Jasa-jasanya mereka, tidak lupa saya. Tidak malu pada saya," ucap Rohimin.

Ayah dua anak ini pun masih ingat memelihara burung Beo yang dibawa Bima Sakti dari Kalimantan.

Bima memang kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Burung beonya sering cakap kotor. Sebut ‘barang’ lelaki," katanya.

Rohimin mengaku mengikuti kiprah Bima Sakti yang kini melatih Timnas Indonesia  U-17.

“Saya sering mendengar di YouTube.”

Ia bercerita, Pelita Jaya memiliki tim kesehatan.

Tiga orang tukang pijit (masseur), dan seorang dokter.

Rohomin memikili keterampilan pijak refleksi, pijat shiatsu (metode penyembuhan Jepang kuno sering digambarkan sebagai bentuk akupresur), kemudian sport massage (pijat lelah, capai), dan saraf terjepit.

Rohimin menerima panggilan ke rumah pasien, atau pasien berkunjung ke tempat praktiknya.

Menurut catatan Wartakotalive.com, Tribun Network, pasien yang ingin kenyamanan dan kelaluasaan, direkomendasikan memanggil Rohimin ke rumah.

Baca juga: Ini Skenario Indonesia Melenggang ke 16 Besar PD U-17 2023, Bima Sakti: Yang Penting Kami Bisa Lolos

Rohimin berpraktik di rumah kontrakan semput. Lebar rumah, kurang lebih 3 meter, panjang sekitar 5 meter.

Di ruang tamu lah ia menyediakan tempat tidur ukuran sedang, untuk menerima pasien.

Awal Jadi Tukang Pijat Pemain Pelita Jaya dan Timnas

Rohimin membeberkan awalnya dirinya bisa menjadi tukang pijat pemain Pelita Jaya dan Timnas.

Awalnya, pada tahun 1997, dia sedang mengikuti kursus menjadi tukang pijat tunanetra di satu lembaga di Bekasi, Jawa Barat.

Lalu, Rohimin mengaku nekat melamar menjadi pekerja Pelita Jaya.

Rohimin membawa surat lamaran yang konsepnya disusun seorang kawan.

Surat itu dia bawa sendiri ke mess Pelita Jaya, dan diterima.

“Saya sempat bekerja untuk Pelita Jaya, selama satu tahun. Kami tinggal di mes Pelita Jaya di Sawangan Depok," ucap Rohimin.

Rohimin menerangkan bahwa dia menjadi tukang pijat pemain Pelita Jaya kurang lebih satu tahun bersama dua temannya.

Seorang lainnya kerap disapa Abah, seorang lagi bernama Ubai.

Baca juga: Indonesia U-17 vs Panama U-17: Bima Sakti Berencana Lakukan Perubahan Komposisi Starting Eleven

“Kami tiga orang tukang pijat Pelita Jaya. Dua orang normal, saya sendiri tuna netra. Saat krismon 1998, karyawan dihentikan, termasuk saya,” cerita Rohimin.

Sebelumnya, lelaki asal Bangkulu ini mengaku gemar mendengar pertandingan sepak bola yang menampilkan komentator heboh.

Dari radio, dan mendengar riuh-rendahnya suara pertandingan melalui televisi, ia menjadi hapal dan akrab beberapa pesepakbola nasional.

Ia mengikuti perkembangan pemain-pemain muda yang tergabung dalam proyek pembinaan tim nasional Primavera.

Saat itu, PSSI mengirim tim usia muda untuk berlatih dan berkompetisi di Italia.

Di negeri Pizza, mereka ikut laga Kompetisi Primavera yang kemudian dikenal dengan nama PSSI Primavera.

Para pemain masuk dalam angkatan pertama adalah Kurnia Sandi dan Ari Supriarso (kiper).

Pemain belakang, yaitu Gusnedi Adang, Anang Maruf, Eko Purjianto, Yeyen Tumena, Dwi Prio Utomo, Fauzi Irfan, Supriono.

Pemain tengah adalah Bima Sakti, Nurul Huda, Frido Yuwanto, Trimur Vedayanto, Dedy Umarella, Ismayana, Ilham Romadhona, dan Arisandi. Striker: Dian Irsandi, Ferry Taufik, Kurniawan Dwi Yulianto, Indriyanto Nugroho, Asep Dayat, dan Irwan Fahrezie.

Belakangan bergabung Aples Tecuari dan Alex Pulalo (pemain belakang), Chris Yarangga (tengah) dan Andi Iswantoro (kiper).

BERITA VIDEO: Presiden Jokowi Tanggapi Pengakuan Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo

Dikutip dari data Tribunnews.com, proyek Primavera didanai pengusaha Nirwan Bakrie. Ia bekerja sama dengan Sampdoria, klub elite Italia saat itu.

Melalui Sampdoria, tim muda Indonesia bertanding di kompetisi Primavera musim 1993-1994.

Sepulang dari proyek Primavera, para pembain banyak bergabung dengan klub Pelita Jaya. Klub ini juga milik Nirwan Bakrie.

Kesulitan Biayai Pendidikan Dua Anak

Rohimin memiliki istri bernama Asmani (47) yang juga jadi tukang pijak tunanetra.

Mereka saling mengenal ketika sama-sama peserta kursus pijat pada satu tempat di Bekasi.

Keduanya kemudian menikah tahun 1999.

Kini mereka membuka panti pijat tunanetra “Jasa Sehat” di rumah kontrakan.

Pasangan suami istri Rohimin dan Asmani dikaruniai dua anak, Dika, 19 tahun seorang mahasiswa semester 3, dan Selfie, putri pelajar kelas II SMK.

Saat ini, Asmani sedang menjalani perawatan di RS Hermina Depok.

“Istri sakit, muntah-muntah dan lemas. Sudah dua hari dirawat di RS Hermina,” kata Rohimin.

Ia juga menceritakan kondisi perekonomian.

Hidup menjadi tukang pijat keliling, sambil menjual kerupuk, merupakan beban tersendiri baginya, sebab anak kuliah dan sekolah.

“Dua tahun lalu, ada seorang yang sangat baik, mendorong anak saya kuliah. Setelah kuliah, dia membantu. Tetapi setahun ini dia menghilang. Putus kontak. Nomor saya juga diblokir. Saya tidak tahu sebab,” ujar Rohimin.

Sebagai info, biaya uang kuliah, sudah mendapat keringan dari kampus berupa beasiswa.

Untuk biaya pendidikan dan hidup sehari-hari untuk kedua anaknya, Dika dan Selfie, Rohimin membutuhkan dana sekitar Rp 60.000.

“Terbilang kecil mungkin uang senilai Rp 60.000. Tetapi bagi kami, pasangan suami istri tunanetra, yang kerja tidak menentu, itu sulit,” terang Rohimin sambil berharap uluran tangan dermawan. (Domu Damiannus Ambarita)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Berita Terkini