Cacar Monyet

Trubus Ungkap Modus Dinkes DKI Raup Komisi Besar, Takuti Warga dengan Monkeypox Agar Mau Divaksin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah. Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah mengungkap modus Dinas Kesehatan DKI untuk meraup komisi besar dari perusahaan farmasi dengan menjual vaksin cacar monyet atau Monkeypox. Menurut Trubus informasi seputar monkeypox sedang digencarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI agar masyarakat menjadi panik dan takut sehingga merasa membutuhkan divaksin.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah mengungkap modus Dinas Kesehatan DKI untuk meraup komisi besar dari perusahaan farmasi dengan menjual vaksin cacar monyet atau Monkeypox.

Menurut Trubus informasi seputar monkeypox sedang digencarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI agar masyarakat menjadi panik dan takut sehingga merasa membutuhkan divaksin.

Ia menduga ada keterlibatan perusahaan farmasi khususnya yang memproduksi vaksin untuk menciptakan penyakit tersebut.

Sebab, dalam keadaan normal atau selama tidak ada penyakit tertentu maka vaksin tidak laku digunakan.

Selain itu Dinas Kesehatan DKI juga akan mendapat komisi yang sangat besat ketika bisa menyuntik vaksin ke masyarakat.

"Jadi industri farmasi dalam kondisi normal kan enggak dapat proyek dan enggak dapat cuan besar," tuturnya kepada WartaKotalive.com, Rabu (1/11/2023).

Cacar monyet sudah tersebar di Inggris selama bertahun tahun (Straitnews)

Baca juga: Cegah Penyebaran Cacar Monyet, 189 Orang di Jakarta Selatan Jalani Vaksinasi Terbatas

Selain itu, Trubus menduga vaksin Monkeypox merupakan jenis yang sama seperti Covid-19.

Sehingga ketika Covid-19 selesai atau dinyatakan endemi, maka tidak ada lagi yang divaksin.

Sedangkan stok vaksin di infustri farmasi terbilang banyak, maka diciptakan suatu penyakit yang dinamakan Monkeypox.

Baca juga: Bertambah Jadi 4 Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat, Gejalanya Demam dan Muncul Lesi di Kulit

"Dulu membuat vaksin Covid itu kan mahal, jadi mereka harus segera menghabiskan vaksin yang ada," terangnya.

"Iya kan komisinya besar, dari perusahaan, industri farmasi atau obat-obatan juga besar pendapatannya," imbuhnya.

Sebelumnya, dipaparkan bahwa jumlah warga Jakarta yang terpapar monkeypox atau cacar monyet semakin bertambah.

Baca juga: Dua Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat Berpotensi Meluas Bak Covid-19, Begini Gejalanya

Hasil tracing Dinas Kesehatan DKI ada sekira 22 warga yang dinyatakan positif monkeypox.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan, selain tracing pihaknya juga mengimbau warga untuk melakukan vaksinasi.

"Terus aksinya bagaimana? Aksinya adalah kami vaksin dan kami isolasi yang memang masih terkena monkeypox," katanya, Rabu (1/11/2023). (m26)

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di ">Google News
 

 

Berita Terkini