Pemilu 2024

Zulkifli Hasan juga Bagi-bagi Duit di India Sampai Disindir : 'Capernya Diluar Nalar'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zulkifli Hasan viral bagi-bagi uang di India

Di sisi lain, video adzan magrib yang ditayangkan stasiun TV RCTI jadi sorotan.

Dalam potongan video yang tersebar di media sosial, terdapat sosok Calon Presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo yang muncul dalam tayangan adzan Maghrib di RCTI.

Ganjar tampak mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam dan sarung batik. Dia menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid.

Ganjar juga muncul saat sedang melakukan wudu sebelum salat. Ganjar duduk di saf depan sebagai makmum.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI tengah melakukan kajian terhadap video azan tersebut.

"Dilakukan kajian. Tunggu ya Senin, Selasa, Rabu (pekan ini). Kami punya waktu 7 hari (kajian) sejak ditemukannya dugaan," ucap Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja dikutip, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Polemik Ganjar di Tayangan Azan, Ruhut Sitompol: Mari Berpikir Positif, Ini Bukan Politik Identitas

Sebelumnya diketahui, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memberikan tanggapannya soal munculnya Ganjar Pranowo di tayangan azan magrib di salah satu stasiun televisi (TV).

Tayangan itu ramai disorot dan dikaitkan dengan politik identitas.

Dalam video yang beredar di media sosial pada Sabtu (9/9/2023), tayangan azan magrib itu dibuka dengan pemandangan alam Indonesia.

Selanjutnya muncul Ganjar Pranowo yang menyambut jemaah yang akan salat.

Dengan mengenakan baju koko warna putih, peci hitam dan sarung batik, Ganjar terlihat menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid.

Kemudian Ganjar juga muncul saat sedang melakukan wudu sebelum salat, sampai akhirnya ia duduk di saf depan sebagai makmum.

Ganjar dibela MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI), MUI Jawa Tengah membela Ganjar Pranowo yang muncul di tayangan video azan Maghrib di stasiun televisi swasta nasional.

Sebelumnya, kemunculan Ganjar pada progam azan Magrib itu dituding sebagai praktik politik identitas.

Halaman
1234

Berita Terkini