WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Kemarahan Partai Demokrat benar-benar memuncak setelah Ketua Umum Partai Nasdem mengendorse pasangan Anies Bahswedan dan Muhaimin Iskandar.
Sinyalmen ada pengkhianat di kubu Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menjadi terbukti.
Pasalnya Partai Demokrat tidak diajak berbicara mengenai masuknya nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam koalisi tersebut.
Ketua Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Andi Arief bahkan menyebut Anies Baswedan sebagai pemburuh darah dingin.
Hal itu diungkapkan Andi Arief di akun Twitternya.
"Saya tidak menyangka @aniesbaswedan berdarah dingin tapi pengecut," tulisnya di akun @andiarief.
Sebelumnya Andi Arief sudah mencium aroma pengkhianatan yang dilakukan Nasdem.
Di akun Twitternya dia menulis "Kami akan terus bersama PKS meski satu partai mengkhianati koalisi".
Sebelumnya, Andi Arief juga mencuit tentang kedudukan 3 partai yang berkoalisi memiliki kedudukan yang sama, dan meminta Anies Baswedan untuk segera mendeklarasikan bakal cawapresnya.
Seperti diketahui KPP dihuni oleh tiga partai yakni Partai Demokrat, Partai Nasdem dan PKS.
Seperti diberitakan sebelumnya melalui siaran pers yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sekaligus anggota Tim 8 Teuku Riefky Harsya, partai Mercy ini mengungkap sepak terjang Ketua Partai Nasdem Surya Paloh.
Dia mengungkapkan telah ada kesepakatan antara Nasdem dengan PKB untuk mengusung duet Anies dengan Muhaimin Iskandar.
Ketika dikonfirmasi Partai Demokrat, Anies membenarkan hal itu. Anies bahkan telah sowan dan sungkem kepada ibunda Cak Imin ke Jombang.
Hal itu membuat Partai Demokrat merasa dikhianati.
Dalam surat tersebut Rifky menjelaskan, pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.